Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq menyatakan bahwa cengkeh yang terpapar zat radioaktif Cesium (Cs)-137 dan telah dikembalikan ke Indonesia akan menjalani proses pemusnahan pada tahun 2026, seiring dengan telah rampungnya pemusnahan udang terkontaminasi sebelumnya.
Dalam Rapat Kerja dengan Komisi XII DPR RI di Jakarta, Rabu, 3 Desember 2025, Hanif Faisol menjelaskan bahwa cengkeh ekspor yang sebelumnya direimpor telah tiba kembali di Indonesia beberapa hari lalu.
"Hari ini cengkeh tersebut telah kembali ke Indonesia setelah direimpor dengan jumlah 13,5 ton. Pelaksanaan pemusnahannya kami akan jadwalkan pada tahun depan," tutur Menteri Hanif.
Ia menegaskan bahwa penelusuran menyeluruh oleh Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Cs-137 telah dilakukan, baik di daerah asal cengkeh di Lampung maupun titik pengiriman di Surabaya, Jawa Timur.
Baca Juga: Satgas Cs-137 Sebut Paparan Radioaktif pada Kontainer Cengkeh Relatif Kecil
Namun, penyisiran di Kabupaten Lampung Selatan tidak menunjukkan keberadaan sumber cemaran seperti yang sempat ditemukan di Kawasan Industri Modern Cikande, Banten. Sebaliknya, paparan justru ditemukan di area pemakaman yang telah menjalani proses dekontaminasi.
Sementara itu, di Surabaya pada 2 November 2025, deteksi radiasi ditemukan pada kontainer milik PT JNS dengan tingkat radioaktif mencapai 0,02 hingga 0,12 mikroSievert/jam.
Menteri LH Hanif juga menyampaikan perkembangan terbaru mengenai penanganan di kawasan Cikande. Menurut dia, dekontaminasi di 12 zona merah telah selesai dan dinyatakan aman oleh Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten), dengan pengecualian satu rumah warga yang masih membutuhkan penanganan lanjutan karena paparan belum sepenuhnya hilang. Penghuni rumah tersebut telah direlokasi untuk sementara.
Baca Juga: Satgas Pastikan Hanya Satu Kontainer Cengkeh Diduga Terpapar Radioaktif Cs-137
Selain itu, Hanif menyoroti persoalan penyimpanan limbah radionuklida sebanyak 1.136,6 ton yang hingga kini masih berada di fasilitas penyimpanan PT PMT. Kapasitas penyimpanan disebut sudah hampir penuh.
"Karena sifatnya yang sangat panjang masa aktifnya lebih dari 60 tahun, sehingga diperlukan tempat penyimpanan yang memadai untuk itu," jelas Menteri LH Hanif Faisol Nurofiq.
Ia meminta dukungan dari Komisi XII DPR RI agar dapat membantu koordinasi dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) serta Bapeten demi memastikan keberlanjutan penanganan penyimpanan bahan terkontaminasi tersebut.
Sebelumnya, Satgas Penanganan Cs-137 telah menyelesaikan pemusnahan 494 karton udang milik PT BMS yang dikembalikan dari Amerika Serikat setelah terdeteksi terpapar zat radioaktif pada Rabu, 26 November 2025.
(Sumber: Antara)
Tangkapan layar - Menteri LH/Kepala BPLH Hanif Faisol Nurofiq dalam rapat kerja dengan Komisi XII DPR RI di Jakarta, Rabu, 3 Desember 2025. ANTARA/Prisca Triferna. (Antara)