13 Orang Ditangkap Polisi Hong Kong atas Kasus Kebakaran Kompleks Apartemen

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 2 Des 2025, 13:48
thumbnail-author
Naurah Faticha
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Kondisi apartemen Wang Fuk Court usai terbakar hebat di Tai Po, Hong Kong, Rabu, 26 November 2025. ANTARA/Handout/aa. Kondisi apartemen Wang Fuk Court usai terbakar hebat di Tai Po, Hong Kong, Rabu, 26 November 2025. ANTARA/Handout/aa. (Antara)

Ntvnews.id, Moskow - Otoritas Hong Kong menangkap 13 orang yang diduga bertanggung jawab atas kasus dugaan pembunuhan terkait kebakaran besar di sebuah kompleks perumahan, menurut laporan kantor berita Xinhua pada Senin, 1 Desember 2025.

Sebelumnya di hari yang sama, China Central Television (CCTV) melaporkan bahwa jumlah korban tewas dalam insiden tersebut meningkat menjadi 151 orang, sementara lebih dari 30 lainnya dinyatakan masih hilang.

Dalam penyelidikan awal, polisi menemukan adanya ketidaksesuaian standar keamanan pada sejumlah material bangunan.

“Tujuh dari 20 sampel jaring konstruksi yang tidak memenuhi standar ketahanan api dilaporkan telah dikumpulkan di lokasi kebakaran. Polisi masih menyelidiki insiden tersebut,” lapor Xinhua.

Kebakaran dahsyat yang terjadi pada 26 November itu membakar habis delapan bangunan di kompleks perumahan Wang Fuk Court dan tercatat sebagai insiden kebakaran paling fatal di Hong Kong dalam 17 tahun terakhir.

Baca Juga: KJRI: 95 WNI Selamat, 35 Belum Ditemukan Dalam Kebakaran Hong Kong

Baca Juga: Data Terbaru Soal WNI di Kebakaran Apartemen Hong Kong

Menurut laporan South China Morning Post (SCMP), sumber api pertama kali muncul pada perancah bambu yang dipasang untuk renovasi di salah satu gedung Wang Fuk Court, lalu merembet ke tiga gedung lainnya hingga menyebabkan korban massal.

Sementara itu, juru bicara Konsulat Jenderal Rusia di Hong Kong, Yekaterina Bogucharskaya, memastikan tidak ada warga Rusia yang terdampak dalam tragedi tersebut.

“Tidak ada laporan mengenai warga negara Rusia yang menjadi korban dalam peristiwa tersebut,” ujarnya kepada RIA Novosti pekan lalu.

(Sumber: Antara) 

x|close