Ntvnews.id, Jakarta - Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) menggelar rapat koordinasi bersama sejumlah instansi untuk membahas persiapan Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.
Dalam arahannya, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian mengatakan salah satu poin penting yang perlu disiapkan yaitu sistem transportasi.
"Di mana di momen Nataru seperti ini yang paling penting adalah masalah satu adalah sistem transportasi baik di darat, laut, maupun di udara karena mobilitas masyarakat akan tinggi. Baik untuk merayakan Natal, liburan pulang kampung, atau liburan ke tempat-tempat wisata. Ini perlu kita siapkan bersama," kata Tito dalam rapat di Kemendagri, Senin, 1 Desember 2025.
Baca Juga: Korlantas Prediksi Puncak Arus Mudik Nataru: 20 dan 24 Desember
Tito mengatakan poin keamanan juga menjadi hal penting yang perlu disiapkan jelang Nataru. Tito mengatakan pihaknya mengantisipasi tempat-tempat wisata yang berpotensi menimbulkan kepadatan di titik-titik untuk perayaan malam tahun baru seperti kalau di Jakarta di Ancol dan lain-lain.
"Kemudian juga tentu ada dimensi keamanan. Keamanan baik lalu lintas maupun keamanan-keamanan yang berhubungan dengan bencana alam, tempat-tempat wisata yang ombaknya besar, kemudian udara yang buruk misalnya. Juga kepadatan di titik-titik untuk perayaan malam tahun baru seperti kalau di Jakarta di Ancol dan lain-lain," imbuhnya.
Dalam Rapat Koordinasi Pusat dan Daerah yang digelar secara hybrid, di Kementerian Dalam Negeri (NTVnews.id)
Ia mengatakan pemerintah tak ingin seperti tragedi Perayaan Halloween di distrik Itaewon, Seoul, Korea Selatan. Diketahui, tragedi itu menimbulkan ratusan orang hilang bahkan meninggal dunia.
"Kita tidak ingin terjadi peristiwa seperti di Seoul, Korea pada saat terjadi Halloween beberapa tahun yang lalu. Itu tidak diamankan dengan baik, tidak diantisipasi baik, sehingga akhirnya mengakibatkan cukup banyak korban yang meninggal, 151 hampir 500 termasuk yang hilang. Dan itu sama di negara yang modern tapi persiapannya tidak dilakukan," tukasnya.
Baca Juga: Pemerintah Pastikan Tambah Volume LPG Subsidi 3 Kg untuk Nataru
"Akibatnya apa? Akibatnya terjadi desak-desakan, meninggal ini, kemudian dilakukan pengusutan investigasi, Walikotanya menjadi tersangka, Kepala Polisi daerah itu, Itaewon ini jadi tersangka semua. Karena dianggap tidak mampu untuk mengantisipasi dan menetralisir potensi kerawanan," sambungnya.
Karena itulah, Tito mengatakan pemerintah menggelar rapat koordinasi untuk mengantisipasi Nataru. Ia menekankan sinergi antara stakeholder diperlukan dalam persiapan Nataru.
"Itulah kira-kira inti daripada rapat kita, hari ini bencana alam dan antisipasi Nataru. Dan ini semua memerlukan sinergi. Kunci, kata-kata yang paling kunci adalah sinergi, enggak bisa kerja sendiri. Oleh karena itulah di tingkat pusat kami melakukan rapat ini dengan antar stakeholder," pungkasnya.
Dalam Rapat Koordinasi Pusat dan Daerah yang digelar secara hybrid, di Kementerian Dalam Negeri (NTVnews.id)