Misteri Kayu Gelondongan di Banjir Tapteng, Warga Minta Telusuri Hulu Sungai

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 27 Nov 2025, 15:22
thumbnail-author
Dedi
Penulis & Editor
Bagikan
Banjir Kayu Gelondongan di Tapanuli Banjir Kayu Gelondongan di Tapanuli (Instagram)

Ntvnews.id, Tapanuli Tengah - Sorotan publik kini mengarah pada misteri munculnya kayu-kayu gelondongan yang terseret banjir bandang di Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), Sumatera Utara.

Setelah arus deras menghantam wilayah tersebut, gelondongan kayu berukuran besar ditemukan menumpuk di berbagai titik aliran sungai, memicu tuntutan agar pemerintah mengusut sumbernya.

Desakan paling vokal datang melalui unggahan media sosial pada Selasa, 25 November 2025, saat Engran Silalahi menyatakan kekecewaannya terhadap respons pemerintah yang dinilai belum menyentuh akar persoalan. Ia menilai keberadaan kayu gelondongan bukan sekadar akibat hujan deras.

Baca Juga: Kemendagri Kirim Tim ke Sibolga dan Aceh, Cek Dampak Banjir–Longsor

“Banjir boleh saja terjadi akibat derasnya curah hujan. Namun kemunculan kayu gelondongan yang merusak fasilitas umum dan rumah warga harus dikaji serius. Pemerintah jangan pura-pura tidak tahu lalu menyalahkan cuaca ekstrem,” kata dia dalam keterangannya, dilansir pada Kamis, 27 November 2025.

Engran menyoroti meluapnya Sungai Aek Batang Toru yang membawa kayu-kayu besar melintasi wilayah pemukiman. Sungai tersebut memiliki hulu hingga ke Kabupaten Tapanuli Utara, dan menurutnya kondisi hutan di kawasan hulu harus diaudit secara menyeluruh untuk memastikan apakah ada aktivitas yang memicu kerusakan.

Fenomena gelondongan kayu bukan hanya terjadi di sana. Aliran Sungai Aek Sihaporas di Kecamatan Tukka juga memperlihatkan pemandangan yang sama ketika banjir menerjang, mengangkat kayu-kayu besar dan menyeretnya ke hilir.

Baca Juga: Venue SEA Games 2025 Thailand Kebanjiran

Dampaknya terasa hingga Jembatan Anggoli, perbatasan antara Tapanuli Tengah dan Tapanuli Selatan, yang nyaris lumpuh akibat tumpukan kayu menutup aliran air dan merusak rumah-rumah di sekitarnya.

“Ini saatnya pemerintah menangani persoalan dengan serius, bukan hanya menyalahkan alam atau membuat pernyataan pers,” lanjut Engran.

Ia bahkan menuding bahwa selama ini pemerintah menutup-nutupi aktivitas penebangan hutan yang diduga menjadi penyebab utama erosi dan bencana yang menimpa warga di hilir.

Menurutnya, banjir bandang mungkin tidak bisa sepenuhnya dihindari, namun keberadaan kayu gelondongan dalam jumlah besar tidak boleh dianggap sebagai kejadian alam biasa.

x|close