Polresta Bandung Berhasil Pulangkan Rizki Nur Fadhilah dari Kamboja

Ntvnews.id, Bandung - Polresta Kota Bandung memulangkan Rizki Nur Fadhilah, pemuda asal Kabupaten Bandung yang sebelumnya ramai disebut sebagai korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Kamboja.

Kasi Humas Polresta Bandung, Iptu Opi Taufik, menjelaskan bahwa Rizki Nur Fadhilah tiba di Indonesia pada Sabtu malam lalu, 22 November 2025 dengan pendampingan dari Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dan tim Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Phnom Penh.

“Sabtu kemarin, tim gabungan dari Satreskrim Polresta Bandung dan BP3MI Provinsi Jabar berangkat ke Jakarta untuk menyambut saudara Rizki di Bandara Soekarno-Hatta, bersama tim Kemenlu dan KBRI Kamboja,” ujar Opi di Bandung, Senin 24 November 2025, dilansir Antara.

Rizki Korban TPPO Kamboja (Instagram)

Setibanya di Indonesia, Rizki Nur Fadhilah langsung dibawa ke Mapolresta Bandung untuk menjalani pemeriksaan awal terkait kronologi keberangkatannya ke Kamboja, termasuk penelusuran terhadap pihak yang pertama kali menawarkan pekerjaan tersebut

“Hari ini saudara Rizki telah menjalani pemeriksaan kesehatan serta pendalaman oleh penyidik terkait peristiwa tersebut,” kata Opi.

Baca Juga: Suasana Haru saat Penyerahan Rizki Nur Fadhilah ke Keluarga

Usai pemeriksaan awal, Rizki Nur Fadhilah diserahkan kembali kepada pihak keluarga. Selanjutnya ia akan dibina oleh Dinas Sosial Kabupaten Bandung, sementara penyidik terus mendalami dugaan keterlibatan jaringan perdagangan manusia.

“Ke depan, penyidik Satreskrim akan melakukan pendalaman untuk mencari fakta hukum yang diperkuat dengan bukti-bukti,” tambahnya.

Sebelumnya, Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Hendra Rochmawan menegaskan bahwa Rizki bukan korban TPPO. Ia mengatakan Rizki Nur Fadhilah memberikan pengakuan palsu kepada keluarga maupun publik untuk mendapatkan simpati.

Menurut Hendra, Rizki Nur Fadhilah justru secara sadar mendaftar melalui media sosial dan menerima pekerjaan sebagai operator penipuan daring di Kamboja.

“Dia sadar bahwa ia akan menjadi scammer di sana dengan gaji tertentu. Ia hanya sempat ragu soal nyaman atau tidaknya bekerja, tetapi kepada orang tuanya ia mengaku sebagai pemain sepak bola PSMS Medan,” ujarnya.