Ntvnews.id, Jakarta - Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia, memberikan tanggapan tegas mengenai sejumlah pihak yang menolak penganugerahan gelar pahlawan nasional kepada Presiden ke-2 RI, Soeharto. Hal tersebut ia sampaikan dalam konferensi pers Pagelaran Seni Budaya Wayang Kulit, rangkaian HUT ke-61 Partai Golkar, di Kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Jumat, 14 November 2025.
Bahlil menekankan pernyataannya dengan apresiasi Golkar terhadap pemerintah yang telah menganugrahi Soeharto sebagai Pahlawan Nasional yang sebelumnya diumumkan oleh Presiden Prabowo Subianto, Senin, 10 November di Istana Negara.
"Yang pertama, kami dari DPP Partai Golkar mengucapkan banyak terima kasih yang setulus-tulusnya dari seluruh kader Partai Golkar dari Sabang sampai Merauke kepada pemerintah dalam hal ini Bapak Presiden Prabowo yang telah menganugerahkan pahlawan kepada Pak Harto,” ujar Bahlil.
Baca Juga: Bahlil Curhat ke DPR Dituduh Biang Kerok Tambang Raja Ampat, Padahal Lahir Aja Belum
Ia menegaskan kembali posisi Soeharto dalam sejarah Partai Golkar dan kontribusi besarnya bagi Indonesia.
"Pak Harto adalah Presiden 32 tahun, pernah menjadi Ketua Dewan Pembina DPP Partai Golkar, ikut melahirkan Partai Golkar,” ucapnya.
Bahlil menambahkan bahwa nilai jasa Soeharto sudah tidak perlu diperdebatkan lagi."Dan jasa Pak Harto, saya pikir tidak untuk kita, saya ulangi lagi, sudah pasti banyak,” katanya.
Terkait pihak-pihak yang tidak sependapat dengan keputusan penganugerahan gelar tersebut, Bahlil menilai hal itu bagian dari dinamika negara demokratis.
"Bahwa ada yang setuju dan tidak setuju inilah sebuah konsekuensi negara demokrasi,” ujarnya.
Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia (NTVnews.id)
Ia kemudian menegaskan bahwa tak ada manusia yang sempurna, termasuk tokoh sekaliber Soeharto.
"Tidak ada manusia sempurna di muka bumi ini karena kesempurnaan itu hanya ilahi saja. Ya itu ilahi saja,” katanya.
"Dan terkecuali ada orang yang mengatakan bahwa dia sempurna seperti yang maha kuasa,” tambahnya.
Meski begitu, Golkar tetap menghormati sikap mereka yang menolak.
"Nah, kami tetap menghargai,” ucapnya.
Namun, menurut Bahlil, Partai Golkar sejak awal menilai Soeharto sangat pantas dicatat sebagai pahlawan nasional.
"Tetapi bagi Partai Golkar sudah sangat layak dan pantas dan harus menurut kami untuk bagaimana memperjuangkan agar kemudian gelar pahlawan itu pemerintah berikan,” ujarnya.
Sebagai penutup, Bahlil memberikan pesan bernada humor tetapi juga religius kepada pihak-pihak yang masih keberatan atas gelar tersebut.
"Kalau ada yang masih belum mau ikhlaskan, saya doakan, mudah-mudahan mereka bisa ikhlaskan. Kalau tidak ikhlas lagi, sholat terus yang muslim, yang kristen ke gereja, yang hindu, buddha ke tempat ibadah masing-masing agar mendapat rahmat dari Allah SWT. Ya makasih,” tuturnya.
Ketua Umum Partai Golkar, Bahlil Lahadalia (NTVnews.id)