Rusia Siap Kerahkan Pasukan untuk Bantu Venezuela Hadapi Tekanan Militer AS

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 13 Nov 2025, 10:51
thumbnail-author
Dedi
Penulis & Editor
Bagikan
Arsip - Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dengan kepala agensi berita internasional besar di St. Petersburg, Rusia 18 Juni 2025. ANTARA/Xinhua/Cao Yang/aa. Arsip - Presiden Rusia Vladimir Putin bertemu dengan kepala agensi berita internasional besar di St. Petersburg, Rusia 18 Juni 2025. ANTARA/Xinhua/Cao Yang/aa. (Antara)

Ntvnews.id, Moskow - Moskow menegaskan kesiapannya untuk mendukung Venezuela di tengah meningkatnya kehadiran militer Amerika Serikat (AS) di kawasan Amerika Selatan. Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov menyampaikan bahwa negaranya siap bertindak sesuai komitmen dalam perjanjian kerja sama yang telah disepakati bersama Caracas.

“Saat ini berada pada tahap akhir ratifikasi (oleh Badan Legislatif Rusia). Hal itu menyatakan perlunya melanjutkan kerja sama keamanan kita, termasuk kerja sama militer-teknis,” ujar Lavrov seperti dikutip kantor berita TASS, Kamis, 13 November 2025. 

Kerja sama antara Moskow dan Caracas telah berlangsung lama sejak masa kepemimpinan mendiang Hugo Chávez. Hubungan tersebut tidak hanya mencakup sektor diplomatik dan ekonomi, tetapi juga militer. 

Pada Juli 2025, Venezuela meresmikan pabrik amunisi Kalashnikov hasil kolaborasi kedua negara. Belum lama ini, sebuah pesawat kargo Rusia yang masuk dalam daftar sanksi Washington dan dikenal rutin mengirim perlengkapan pertahanan ke Venezuela juga terpantau mendarat di negara itu.

Baca Juga: Semakin Banyak yang Panjang Umur, Jumlah Warga Negara Ini Banyak yang Berusia 100 Tahun

Langkah AS menambah pasukan di wilayah perairan Karibia menimbulkan kekhawatiran global. Washington mengklaim operasi tersebut sebagai bagian dari kampanye untuk memberantas penyelundupan narkoba dari Amerika Latin. Namun, sejumlah pakar internasional dan mantan pejabat AS menyebut tindakan itu sebagai pelanggaran terhadap hukum internasional.

Kehadiran kapal induk terbesar di dunia, USS Gerald R. Ford, bersama tiga kapal perang lainnya di sekitar perairan Venezuela semakin memperlihatkan eskalasi militer yang signifikan. Situasi ini memunculkan dugaan bahwa Presiden AS Donald Trump tengah mempertimbangkan langkah politik besar, termasuk upaya menggulingkan Presiden Venezuela Nicolás Maduro.

Meski Caracas belum mengajukan permintaan resmi untuk dukungan militer atau penempatan pasukan Rusia, sejumlah sinyal menunjukkan kesiapan Moskow untuk memperluas kerja sama pertahanan. Seorang pejabat senior Rusia bahkan menyinggung kemungkinan pasokan rudal balistik jarak menengah eksperimental Oreshnik ke Venezuela.

“Kami memasok negara itu dengan hampir seluruh jenis senjata, mulai dari senjata ringan hingga pesawat terbang,” kata Alexei Zhuravlev, anggota Komite Pertahanan Rusia. 

Baca Juga: Indonesia Gandeng Rusia Kerja Sama Bidang Maritim dan Logistik

Ia menambahkan bahwa detail jenis senjata yang dikirim bersifat rahasia, namun menegaskan tidak ada hambatan bagi Rusia untuk memberikan teknologi terbaru kepada sekutunya.

Zhuravlev juga mengisyaratkan bahwa Venezuela bisa menerima rudal jelajah Kalibr Moskow, yang memiliki jangkauan serangan luas dan pernah digunakan dalam operasi militer Rusia sebelumnya. 

“Warga Amerika mungkin akan mendapatkan beberapa kejutan,” ujarnya dengan nada tegas.

Kesiapan Rusia membantu Venezuela memperlihatkan perubahan dinamika geopolitik di kawasan Amerika Latin. Moskow tampak berupaya memperkuat pengaruhnya di wilayah yang selama ini dianggap sebagai “halaman belakang” AS.

Sementara itu, Caracas terus memantau langkah Washington dan menyiapkan strategi pertahanan, termasuk potensi perang gerilya jika serangan benar-benar terjadi. 

Situasi ini menempatkan Venezuela di pusat perhatian dunia, bukan hanya karena ketegangan dengan AS, tetapi juga karena potensi terbentuknya poros kekuatan baru yang melibatkan Rusia, China, dan Iran dalam mendukung rezim Maduro.

x|close