Ntvnews.id, Jakarta - Pemerintah Indonesia akan kembali menegaskan komitmennya terhadap mitigasi dan adaptasi perubahan iklim pada Konferensi Perubahan Iklim ke-30 (COP30) yang akan digelar di Brasil. Penegasan tersebut ditandai dengan penyerahan dokumen iklim terbaru, yakni Second Nationally Determined Contribution (SNDC).
Utusan Khusus Presiden RI Bidang Energi dan Perubahan Iklim, Hashim Djojohadikusumo, dalam rapat koordinasi akhir menjelang pelaksanaan COP30 di Jakarta, Rabu, 29 Oktober 2025, menyampaikan bahwa Presiden Prabowo Subianto sebelumnya telah menegaskan komitmen Indonesia saat berpidato di Sidang Majelis Umum PBB.
Komitmen tersebut berfokus pada pemenuhan janji yang tertuang dalam Perjanjian Paris yang telah diratifikasi oleh pemerintah Indonesia sejak 2016.
“Kita akan memenuhi semua janji kita. Kita memenuhi karena keadaan memaksa kita untuk menghadapi dampak negatif akibat perubahan iklim,” kata Hashim.
Ia mencontohkan sejumlah langkah adaptasi yang tengah dilakukan pemerintah, antara lain pembangunan tanggul laut di sepanjang pesisir utara Pulau Jawa untuk melindungi jutaan masyarakat yang terdampak abrasi air laut. Selain itu, pemerintah juga akan segera meluncurkan program reforestasi berskala besar seluas sekitar 12 juta hektare, sebagaimana disampaikan Presiden Prabowo dalam pidatonya di Sidang Majelis Umum PBB pada 23 September 2025.
Baca Juga: Indonesia Diundang ke COP30, MBG Diakui Dunia sebagai Praktik Baik Ketahanan Gizi dan Iklim
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Lingkungan Hidup (LH) Hanif Faisol Nurofiq menegaskan bahwa Indonesia telah menyerahkan dokumen SNDC kepada Sekretariat UNFCCC pada 20 Oktober lalu.
“Second NDC sebagai bukti kontribusi Indonesia tidak hanya untuk masyarakat global, namun yang penting adalah dokumen ini mestinya bagi kepentingan rakyat Indonesia sendiri,” tuturnya.
“Di tengah upaya Pak Presiden untuk memacu Indonesia mencapai Indonesia Emas 2045, Indonesia tetap memegang teguh prinsip dan janji komitmen kita dalam Paris Agreement,” tambahnya.
Hanif menjelaskan bahwa Second NDC menunjukkan keteguhan Indonesia dalam menghadapi tantangan nasional sekaligus menjaga komitmen terhadap tujuan Perjanjian Paris. Ia juga menyoroti adanya sejumlah pembaruan dalam SNDC dibandingkan dengan Enhanced NDC sebelumnya, termasuk perubahan dari target berbasis persentase menjadi target tingkat emisi absolut yang lebih jelas dan mencerminkan peningkatan ambisi.
(Sumber: Antara)
Utusan Khusus Presiden RI Bidang Energi dan Perubahan Iklim Hashim Djojohadikusumo (tengah), Menteri LH Hanif Faisol Nurofiq (kiri) dan Wamen LH Diaz Hendropriyono memberikan keterangan usai rapat koordinasi akhir jelang COP30 di Jakarta, Rabu 29 Oktober 2025. ANTARA/Prisca Triferna. (Antara)