Fadli Zon: Pesantren Bentuk Wajah Kebudayaan dan Peradaban Islam di Indonesia

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 22 Okt 2025, 14:32
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyampaikan sambutan dalam rangkaian acara Santri Film Festival (SANFFEST) 2025. (ANTARA/HO-Kemenbud) Menteri Kebudayaan Fadli Zon menyampaikan sambutan dalam rangkaian acara Santri Film Festival (SANFFEST) 2025. (ANTARA/HO-Kemenbud) (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan bahwa pesantren memiliki peran penting dalam membentuk wajah kebudayaan Indonesia sekaligus peradaban Islam di Nusantara.

“Pesantren telah menjelma menjadi institusi bersejarah yang turut membentuk wajah kebudayaan Indonesia dan peradaban Islam di Nusantara, yang terhubung dan terintegrasi dengan peradaban Islam di dunia,” ujar Fadli dalam acara Taaruf Film di kompleks Kantor Kementerian Kebudayaan, Jakarta, Selasa, 21 Oktober 2025.

Acara bertajuk “Santri Memandang Dunia Melalui Lensa Budaya” tersebut merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Santri Film Festival (SANFFEST) 2025, yang mengangkat peran santri dalam membangun narasi kebudayaan melalui medium film.

Dalam keterangan pers Kementerian Kebudayaan yang diterima pada Rabu, Fadli menyoroti posisi strategis pesantren dalam sejarah dan kebudayaan Indonesia, sekaligus relevansinya dalam menjawab tantangan global masa kini.

Ia menekankan bahwa SANFFEST 2025 bukan hanya sekadar ajang kompetisi film, tetapi juga merupakan bagian dari gerakan budaya yang dapat menjadikan pesantren sebagai pusat inspirasi peradaban dunia.

“SANFFEST 2025 harus menjadi medium dakwah dan kekuatan soft power Indonesia,” ujarnya.

Fadli menambahkan, festival film santri sejak awal digagas untuk memperkenalkan nilai, tradisi, serta cara pandang santri kepada masyarakat luas. Ia menilai film memiliki kekuatan besar dalam membangun empati dan menggerakkan aksi nyata.

Baca Juga: Fadli: Gunung Padang Menyimpan Misteri yang Perlu Dikaji untuk Kemajuan Ilmu Pengetahuan

“Film bisa memperlihatkan kondisi yang dialami saudara-saudara kita di berbagai belahan dunia, termasuk masyarakat Gaza yang sedang menderita,” kata Fadli.
“Film mampu membuka mata global, mendorong diskusi tentang perdamaian, dan memperkuat solidaritas kemanusiaan,” tambahnya.

Ia berharap SANFFEST dapat menjadi ruang baru bagi para santri untuk mengekspresikan nilai-nilai Islam, budaya lokal, serta semangat kebangsaan.

“Mari kita jadikan film bukan hanya sebagai karya seni, tetapi sebagai media dakwah, sarana pendidikan, dan alat perdamaian dunia,” ujarnya.

“Dengan jumlah yang besar, tradisi yang kuat, dan semangat yang tinggi, santri mampu menjadi motor penggerak peradaban baru,” lanjutnya.

Sementara itu, Ketua Tim SANFFEST 2025 Neno Warisman mengatakan bahwa penyelenggaraan Santri Film Festival merupakan bentuk perjuangan untuk membangun narasi kebaikan.

“Kami ingin memperkuat narasi kebaikan, membangun ekosistem kebudayaan yang menyemai nilai-nilai luhur dan memperluas ruang ekspresi para santri di bidang film,” tutur Neno.

“Hari ini adalah langkah awal. Kita membutuhkan narasi baru—narasi peradaban yang lahir dari pesantren, dan SANFFEST akan menjadi salah satu jalannya,” tambahnya.

(Sumber: Antara)

x|close