Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Kebudayaan Fadli Zon menilai kepulangan fosil purba dari Belanda ke Indonesia menjadi momentum penting yang dapat menjadikan Tanah Air sebagai rujukan utama ilmuwan internasional dalam penelitian fosil.
“Keberadaan koleksi Dubois ini menjadi rujukan bagi temuan-temuan fosil selanjutnya, Indonesia juga terbuka bagi ilmuwan dunia untuk datang mempelajari dan menggali lebih dalam misteri yang tersimpan dalam koleksi ini, dan kembalinya Java Man tentu menjadi katalis bagi intensifikasi ilmu paleoantropologi,” ujar Fadli dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis, 2 Oktober 2025.
Ia menegaskan, pengembalian koleksi tersebut dapat memperkuat posisi Indonesia sebagai pusat penelitian evolusi manusia purba, terutama di bawah naungan UNESCO, sebab sekitar 50–60 persen temuan Homo erectus di dunia berasal dari Indonesia.
Fadli juga menyampaikan komitmen pemerintah untuk mengenalkan koleksi fosil yang dipulangkan oleh Belanda kepada generasi muda sebagai sarana edukasi. “Berbagai platform dan program untuk publik juga akan dihadirkan Kementerian Kebudayaan untuk memastikan setiap anak Indonesia memahami bahwa Indonesia merupakan rumah awal dari peradaban manusia,” ucapnya.
Baca Juga: Fadli Zon Tegaskan Repatriasi Sebagai Bagian Perjuangan dan Pemulihan Identitas
Menurutnya, proses pemulangan koleksi bersejarah ini dilakukan secara bertahap dengan dukungan penuh pemerintah Belanda menggunakan pesawat kargo. Ia menambahkan, Belanda melaksanakan pemulangan tersebut dengan sangat hati-hati, sementara Indonesia dapat memanfaatkan kesempatan ini sebagai pijakan untuk membangun masa depan ilmu pengetahuan.
“Kepulangan ini adalah bukti bahwa kita mampu memperjuangkan dan mempertahankan hak kita ini, bagian dari hak kebudayaan,” tambah Fadli.
Sebelumnya, Fadli secara resmi menerima dokumen pengembalian koleksi fosil hasil temuan ahli paleoantropologi Eugene Dubois dari pemerintah Belanda dalam acara serah terima yang digelar di Museum Naturalis, Leiden, Belanda.
Koleksi Dubois mencakup fosil-fosil yang ditemukan di Pulau Jawa dan Sumatera, termasuk Homo erectus (dulu disebut Pithecanthropus erectus) yang ditemukan pada 1891–1892 di Trinil, wilayah yang kini masuk Kabupaten Ngawi, Jawa Timur.
Pengembalian koleksi bersejarah ini dilakukan bertepatan dengan kunjungan kerja Presiden Prabowo ke Belanda.
(Sumber : Antara)