Ntvnews.id, Jakarta - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf mengimbau para kiai, santri, dan seluruh warga Nahdlatul Ulama (NU) agar tidak berkecil hati dalam menghadapi penghinaan terhadap pesantren yang muncul dalam tayangan di salah satu program televisi Trans7.
“Mari jangan sampai kita menjadi berkecil hati karena semua ini. Bahwa di luar sana ada pihak-pihak yang tidak suka kepada pesantren, tidak suka kepada Nahdlatul Ulama, menentang nilai-nilai yang dimuliakan oleh pesantren. Semua itu tidak boleh mengendurkan semangat kita untuk berkhidmat dengan ikhlas," ujar Gus Yahya, sapaan akrab Ketua PBNU, di Jakarta, Selasa.
Ia mengingatkan agar seluruh warga NU terus berkhidmat demi kemaslahatan agama, masyarakat, bangsa, dan negara, sembari melakukan introspeksi diri atau muhasabah agar pengabdian yang diberikan semakin berkualitas.
"Kita akan terus maju untuk meningkatkan khidmat kita dan pada saat yang sama kita juga melakukan muhasabah, berintrospeksi untuk terus memperbaiki diri agar dengan begitu khidmat yang kita persembahkan untuk agama, masyarakat, bangsa, dan negara ini pun menjadi lebih baik dan lebih berkah," tutur Gus Yahya.
Menurutnya, pengabdian yang tulus merupakan wujud keteguhan moral warga NU dalam menjaga nilai-nilai luhur pesantren di tengah berbagai tantangan zaman.
Baca Juga: PBNU Tegaskan Penolakan Atlet Senam Israel di Indonesia
Sebelumnya, Gus Yahya juga menyampaikan bahwa PBNU akan menempuh jalur hukum terhadap program Xpose Uncensored yang ditayangkan Trans7, karena dinilai melecehkan pesantren serta tokoh-tokoh yang dihormati kalangan Nahdliyin.
Ia menegaskan bahwa PBNU telah menyampaikan keberatan dan protes keras atas tayangan yang disiarkan pada Senin 13 Oktober 2025 tersebut, karena dinilai melanggar prinsip jurnalisme dan berpotensi menimbulkan keresahan di masyarakat.
“Tayangan Trans7 itu isinya secara terang-terangan melecehkan, bahkan menghina pesantren, menghina tokoh-tokoh pesantren yang sangat dimuliakan oleh Nahdlatul Ulama,” tegasnya.
Diketahui, dalam program Xpose Uncensored, Trans7 menayangkan cuplikan video yang memperlihatkan para santri dan jamaah sedang menyalami seorang kiai yang tengah duduk. Tayangan itu juga menampilkan potongan video seorang kiai yang sedang turun dari mobil.
Narasi dalam video tersebut menyebutkan bahwa para santri rela ngesot demi menyalami dan memberikan amplop kepada kiai. Menurut narator, kiai yang sudah berkecukupan seharusnya justru memberikan amplop kepada santri.
Cuplikan tayangan itu memicu reaksi keras dari berbagai kalangan. Banyak warganet kemudian menyerukan aksi boikot terhadap Trans7 sebagai bentuk protes atas tayangan yang dianggap menghina lembaga pesantren dan para tokohnya.
(Sumber : Antara)