Sumbar Hentikan Sementara Operasional Dapur SPPG Setelah Dugaan Keracunan Pelajar

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 2 Okt 2025, 12:30
thumbnail-author
Irene Anggita
Penulis
thumbnail-author
Dedi
Editor
Bagikan
Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi saat diwawancarai di Padang, Kamis (2/10/2025). Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi saat diwawancarai di Padang, Kamis (2/10/2025). (ANTARA)

Ntvnews.id, Jakarta - Gubernur Sumatera Barat Mahyeldi memastikan bahwa operasional dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Nagari atau Desa Kampung Tangah, Kecamatan Lubuk Basung, Kabupaten Agam, dihentikan sementara setelah puluhan pelajar diduga mengalami keracunan.

"Operasional dapur SPPG itu sudah kita hentikan sementara," ujar Gubernur Mahyeldi saat menghadiri rapat koordinasi pelaksanaan program makan bergizi gratis (MBG) di Kota Padang, Kamis, 2 Oktober 2025. 

Keputusan tersebut diambil setelah 74 siswa atau pelajar dilaporkan mengalami dugaan keracunan usai mengonsumsi MBG di Kabupaten Agam pada Rabu, 1 Oktober 2025.

Mahyeldi, mantan Wali Kota Padang, menekankan penghentian sementara dapur SPPG di Nagari Kampung Tangah, Kecamatan Lubuk Basung, sebagai langkah antisipatif untuk mencegah dampak lebih luas.

Baca Juga: KPU Tetapkan Pasangan Mahyeldi-Vasko Raih Suara Unggul pada Pilgub Sumbar

Setelah operasional dapur dihentikan, Satuan Tugas (Satgas) Percepatan Penyelenggaraan MBG langsung melakukan investigasi untuk mengetahui penyebab dugaan keracunan tersebut.

Gubernur juga mengungkapkan bahwa ia telah menerima laporan sementara dari Bupati Agam terkait insiden dugaan keracunan, termasuk langkah-langkah yang telah dilakukan pemerintah daerah. Di antaranya, merujuk para pelajar ke rumah sakit dan Puskesmas terdekat untuk mendapatkan perawatan.

Mahyeldi menegaskan, pihaknya akan segera melakukan langkah cepat, termasuk evaluasi pelaksanaan MBG di seluruh daerah, agar insiden serupa tidak terulang. Hal ini juga untuk memastikan program unggulan Presiden Prabowo berjalan lancar tanpa hambatan.

Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten Agam, Muhammad Lutfi Ar, menyebutkan bahwa sebanyak 28 korban dugaan keracunan MBG masih menjalani perawatan intensif di tiga pusat pelayanan kesehatan di daerah itu hingga Kamis, 2 Oktober 2025.

"Sebanyak 28 korban ini merupakan pelajar, guru, kakak dan adik siswa yang berasal dari Nagari atau Desa Manggopoh dan Kampung Tangah," jelas Lutfi.

Sumber: ANTARA

x|close