BMKG Jelaskan Penyebab Suhu 37 Derajat di Indonesia

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 29 Sep 2025, 15:41
thumbnail-author
Muhammad Fikri
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Ilustrasi - Warga berjalan di tengah cuaca terik di kawasan Bundaran HI, Jakarta. Ilustrasi - Warga berjalan di tengah cuaca terik di kawasan Bundaran HI, Jakarta. (ANTARA)

Ntvnews.id, Jakarta - BMKG mencatat suhu udara maksimum di sejumlah wilayah Indonesia pada 22–29 September 2025 mencapai lebih dari 35–37 derajat Celsius. Fenomena ini terjadi akibat musim kemarau, langit cerah, serta pengaruh siklon tropis yang memengaruhi kelembapan udara.

Deputi Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramadhani, menjelaskan di Jakarta pada Senin, 29 September 2025 bahwa kondisi panas ini berkaitan dengan musim kemarau, di mana udara lebih kering dan langit cerah sehingga sinar matahari terasa lebih terik pada siang hari.

“Nilai suhu maksimum sering melebihi 35 derajat Celcius dan tersebar di sebagian wilayah Sulawesi, Nusa Tenggara, Jawa, dan Kalimantan. Suhu tertinggi tercatat di Makassar pada 27 September 2025 hingga mencapai 37 derajat Celcius,” ujarnya.

Baca Juga: BMKG: Sesar Aktif Picu Gempa Magnitudo 5,7 di Bali dan Jawa Timur

Ia menambahkan, sedikitnya pembentukan awan membuat cuaca lebih panas. Angin Monsun Timur dari Australia juga membawa massa udara kering yang menurunkan kelembapan.

Selain faktor kemarau, Andri menjelaskan keberadaan Siklon Tropis Bualoi di utara Indonesia dalam beberapa hari terakhir turut memengaruhi kondisi cuaca. Siklon tersebut menarik uap air di sekitarnya, sehingga peluang hujan di sejumlah daerah selatan ekuator berkurang.

Menurut dia, kondisi ini membuat cuaca siang hari di sebagian wilayah Sulawesi, Nusa Tenggara, Jawa, dan Kalimantan terasa lebih panas dari biasanya.

Berdasarkan analisis BMKG, Siklon Tropis Bualoi terpantau di daratan Laos bagian selatan dan memberikan dampak tidak langsung berupa hujan intensitas sedang hingga lebat di Aceh, Sumatera Utara, dan Kepulauan Riau.

Baca Juga: BMKG Catat 24 Gempa Susulan Setelah Guncangan M5,7 di Banyuwangi-Situbondo

“Dalam 24 jam ke depan, intensitas Siklon Tropis Bualoi diperkirakan melemah menjadi kategori rendah dan kemudian punah saat memasuki daratan Myanmar,” jelasnya. Ia menambahkan, kondisi ini diperkirakan membuat suhu udara di Indonesia tidak lagi seterik sebelumnya seiring menjauhnya gangguan atmosfer tersebut.

(Sumber: Antara)

x|close