Ntvnews.id, Jakarta - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) melaksanakan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) tahap keempat tahun 2025.
Program ini berlangsung selama lima hari, mulai 17 hingga 21 Agustus 2025, dengan pusat komando di Posko Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur.
Langkah ini merupakan bentuk mitigasi bencana untuk menghadapi potensi meningkatnya curah hujan di wilayah Jabodetabek pada 18–21 Agustus 2025.
Selain itu, OMC juga dilakukan untuk merespons peringatan dini banjir rob yang diperkirakan melanda pesisir utara Jakarta dan Kepulauan Seribu pada 17–22 Agustus 2025.
Baca Juga: BPBD DKI Imbau Warga Waspada Banjir Rob di Pesisir Utara Jakarta
Operasi ini dijalankan melalui kerja sama antara BPBD DKI Jakarta, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), serta TNI Angkatan Udara. Kolaborasi ini menjadi strategi penting untuk mengendalikan risiko bencana akibat cuaca ekstrem.
Pada 17–18 Agustus 2025, telah dilakukan enam sorti penerbangan dengan menaburkan sekitar 4,8 ton bahan semai NaCl dan CaO di kawasan Perairan Utara Jakarta, Kabupaten Bekasi, Karawang, dan Subang. Setiap harinya disiapkan tiga sorti penerbangan dengan muatan 800 kg bahan semai per sorti.
Warga melintasi banjir rob di Muara Angke, Jakarta, Senin (13/1/2025). (ANTARA (Muhammad Ramdan))
Adapun berdasarkan pemantauan pada Selasa, 19 Agustus 2025 pagi, hujan dengan intensitas ringan mengguyur sebagian wilayah Jakarta. Namun hingga pukul 09.00 WIB, tidak ditemukan adanya genangan maupun banjir.
Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji, menegaskan bahwa OMC adalah langkah preventif untuk menjaga keamanan dan kenyamanan warga.
Baca Juga: BPBD DKI Imbau Warga Waspada Banjir Rob di Pesisir Utara Jakarta
“Melalui upaya ini, Pemprov DKI Jakarta terus berkomitmen untuk mengurangi risiko terjadinya genangan dan dampak lain akibat cuaca ekstrem. Partisipasi masyarakat dengan selalu memperbarui informasi resmi dan menjaga kebersihan lingkungan juga sangat penting dalam mendukung mitigasi bersama,” ujar dia dalam keterangannya, dikutip Selasa, 19 Agustus 2025.
Sementara itu, Direktur Operasional Modifikasi Cuaca BMKG, Budi Harsoyo, menambahkan bahwa setiap langkah dalam OMC dilakukan berdasarkan perhitungan ilmiah yang detail.
"Operasi ini dilaksanakan untuk mengatur distribusi hujan agar tidak terkonsentrasi di wilayah rawan genangan dan banjir. Dengan kolaborasi lintas lembaga, kita berupaya menjaga agar aktivitas masyarakat dapat tetap berjalan normal," imbuhnya.