Ntvnews.id, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung bercerita tentang bagaimana mengatasi macam keluhan warga Jakarta, mulai dari macet di TB Simatupang hingga soal Stasiun Cikini.
Kata politisi PDIP tersebut, gaya komunikasi yang digunakannya dalam memimpin Jakarta memakai komunikasi dengan hati, dan mendengar berbagai masukan dan kritik dari warga.
"Saya memilih berkomunikasi dan menyelesaikan berbagai persoalan dengan hati serta mendengarkan semua kritik atau masukan dari masyarakat," kata Pramono saat mengisi kuliah umum komunikasi publik di Universitas Padjajaran, Jawa Barat, Jumat, 26 September 2025.
Orang nomor satu DKI itu menyampaikan, ia fokus dan memberi perhatian serius terhadap berbagai kritik serta masukan. Baginya, berbagai kritikan dan masukan publik itu bisa menjadi rujukan dalam pengambilan kebijakan yang berdampak kepada kehidupan warga Jakarta.
Baca Juga: Pramono Isi Kuliah Umum Komunikasi di Universitas Padjadjaran
"Komunikasi publik di Pemprov Jakarta saya tekankan harus inklusif dan responsif. Sebagai contoh, ketika banyak orang memberi masukan di sosial media agar pagar di Stasiun Cikini yang membuat susah pengguna transportasi umum (KRL) karena mereka harus memutar jauh dan loncat pagar, saya coba cek langsung ke lapangan dan minta pagar dibuka dan dibuatkan pelican crossing (sistem penyeberangan pejalan kaki yang dikendalikan lampu lalu lintas)," imbuhnya.
Pramono Anung (Dok: NTVNews.id)
"Setelah itu masyarakat berterima kasih karena ternyata persoalan ini sudah belasan tahun tidak tertangani padahal sederhana," lanjut Pramono.
Selanjutnya mengenai kemacetan di TB Simatupang, banyak warga yang mengeluh tentang hal tersebut. Langkah yang dilakukan yakni dengan membuka satu lajur tol bagi umum dan gratis, hingga Oktober 2025.
"Dan dari laporan yang saya terima sejauh ini itu berhasil mengurangi angka kemacetan sampai 20 persen," terngnya.
Selain itu, Pramono sebelumnya untuk mengatasi kemacetan meresmikan layanan Transjabodetabek, di mana bus transjakarta dioperasikan dari Jakarta ke beberapa daerah di luar provinsi di Jakarta seperti Bekasi, Depok, Tangerang, PIK dengan tarif yang sama seperti di Jakarta yaitu Rp3.500 dan di jam padat Rp2.000.
Baca Juga: Ketika Pramono Terkejut Resmikan Panti Sosial Bina Remaja Taruna Jaya 1 di Tebet
"Alhamdulillah, survei terbaru 2025, transportasi publik di Jakarta ada di peringkat 17 dari 50 kota global, dan nomor 2 di Asia Tenggara, hanya berada di bawah Singapura. Jakarta sudah di atas Bangkok, Manila, dan Kuala Lumpur," ujar Pramono.
Pramono pun menekankan bahwa ia selalu melandaskan gaya komunikasinya menggunakan hati. Hal itu dijadikan dasar tiap pengambilan keputusan. Ia juga memberikan akses bantuan pendidikan kepada pihak yang kurang mampu dan memberikan hunian layak menjadi hal diprioritaskan.
"Untuk keluarga yang kurang mampu kami berikan 707.513 beasiswa KJP+ untuk SD-SMA, kemudian untuk yang kuliah ada beasiswa KJMU (Kartu Jakarta Mahasiswa Unggul) yang bisa dikuliahkan S1,S2,S3, dan kami sudah siapkan 100 kuota untuk warga Jakarta yang akan kita biayai penuh seperti LPDP untuk kuliah di luar negeri," ujar Pramono.