KLH: Cemaran Cesium-137 Diduga Masuk dari Luar Negeri

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 24 Sep 2025, 08:30
thumbnail-author
Muhammad Fikri
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq dalam upaya dekontaminasi cemaran radio nuklida Cesium-137 di kawasan industri Cikande, Kabupaten Serang, Selasa, 23 September 2025. Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq dalam upaya dekontaminasi cemaran radio nuklida Cesium-137 di kawasan industri Cikande, Kabupaten Serang, Selasa, 23 September 2025. (ANTARA)

Ntvnews.id, Serang - Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol menyebut cemaran radio nuklida Cesium-137 yang ditemukan di kawasan industri Cikande, Kabupaten Serang, diduga berasal dari luar negeri. Pemerintah menegaskan penanganan serius agar dampak paparan terhadap masyarakat dapat dicegah.

Hanif mengatakan, "Berdasarkan penjelasan para ahli, unsur ini hanya diproduksi dari reaktor nuklir, karena di Indonesia tidak ada reaktor nuklir, dimungkinkan cemaran ini berasal dari negara lain yang kemudian masuk tanpa terkontrol."

Ia menjelaskan, pemerintah telah membentuk tim khusus untuk menangani kasus tersebut. Langkah awal dilakukan dengan dekontaminasi di lokasi yang cukup jauh demi mengurangi dampak paparan. "Material tersebut akan ditumpuk sementara di PT Peter Metal Technology (PMT), sebagai tempat paling memungkinkan sebelum kita pindahkan ke long-term storage," ujarnya.

Baca Juga: KLH Audit Lingkungan PT Gag Nikel untuk Awasi Kepatuhan

Menurut Hanif, pengalaman pemerintah pada kasus serupa tahun 2019 di kawasan Batan Indah, Tangerang Selatan, menjadi acuan dalam penanganan sekarang. "Kami pastikan, masyarakat akan tetap aman. Pemerintah menangani ini dengan sangat serius dan prudent," katanya.

Ia menambahkan, proses pengangkatan material dilakukan dengan pengawalan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN), serta Gegana Polri. "Sebanyak 7 kuintal material berhasil dipindahkan ke PMT dengan tingkat radiasi turun menjadi 0,07 hingga 0,04 mikrosievert per jam (µSv/jam), setara kondisi normal di lapangan," ungkapnya.

Masih ada sisa serpihan kecil yang harus dibersihkan. "Lokalisasi sudah dilakukan di enam titik. Satu titik selesai hari ini, dan lima titik lainnya akan segera ditangani besok secara bertahap," jelas Hanif.

Pemerintah juga menyiapkan solusi jangka panjang. "Penyimpanan di PMT bersifat sementara. Pemerintah bersama BRIN dan BAPETEN sedang merumuskan pembangunan fasilitas penyimpanan jangka panjang," katanya.

Baca Juga: KLH Sebut Alih Fungsi Lahan dan Sampah sebagai Pemicu Banjir di Bali

Hanif memastikan kondisi lingkungan sudah terkendali. "Nilai radiasi sudah turun menjadi 0,04 µSv/jam, sama dengan kondisi normal. Jadi wilayah ini sudah aman untuk masyarakat. Namun, masyarakat sekitar tetap akan kami periksa kesehatannya," ujar dia.

(Sumber: Antara)

x|close