Korut Kecam Latihan Militer AS, Korsel, dan Jepang

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 15 Sep 2025, 16:00
thumbnail-author
Irene Anggita
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Arsip - Jet tempur F-35A terlihat selama latihan militer Arsip - Jet tempur F-35A terlihat selama latihan militer (ANTARA)

Ntvnews.id, Jakarta - Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) pada Minggu melaporkan bahwa pejabat senior Korea Utara (Republik Rakyat Demokratik Korea/RRDK) pada Sabtu mengecam latihan militer gabungan yang akan dilakukan oleh Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang.

Menurut media Korea Selatan, Seoul pada Senin, 15 September 2025 akan menggelar dua latihan sekaligus, yakni Freedom Edge, latihan lapangan multidomain bersama AS dan Jepang, serta Iron Mace, simulasi berbentuk diskusi meja (tabletop) yang mempraktikkan respons terhadap serangan nuklir bersama AS.

Baca Juga: Tangis Kim Jong-un saat Beri Penghormatan pada Prajurit Korut yang Gugur di Perang Ukraina

Wakil Direktur Departemen Komite Partai Buruh Korea (Workers’ Party of Korea/WPK), Kim Yo Jong, menyebut bahwa "Pedoman untuk Deterensi Nuklir dan Operasi Nuklir di Semenanjung Korea" yang disusun oleh AS dan Korsel adalah sebuah gagasan berbahaya. Ia menilai kebijakan tersebut akan dipandang RRDK sebagai bukti sikap konfrontatif anti-Korut yang nyata dan menjadi "kelanjutan" dari kebijakan bermusuhan sebelumnya.

Baca Juga: Korut Mencak-mencak Saat Korsel-AS Lakukan Latihan Gabungan

"Unjuk kekuatan ceroboh yang dilakukan oleh ketiga negara di dekat RRDK dalam aksi nyata akan secara tak terhindarkan membawa hasil buruk bagi mereka sendiri," tambahnya.

Di sisi lain, Pak Jong Chon, Wakil Ketua Komisi Militer Sentral WPK, menilai Iron Mace sebagai "latihan perang nuklir yang bertujuan menggunakan senjata nuklir terhadap RRDK dari awal hingga akhir", sementara Freedom Edge disebutnya sebagai latihan agresi yang paling komprehensif dan ofensif dari segi skala, isi, maupun sifatnya.

Ia menegaskan, langkah-langkah militer gegabah dari ketiga negara itu menciptakan ancaman besar bagi keamanan nasional Korut, sekaligus berpotensi mengguncang stabilitas kawasan dan memperburuk ketegangan militer. Pak menambahkan, jika pihak lawan terus melancarkan provokasi, RRDK akan merespons dengan "tindakan balasan yang sangat jelas dan diintensifkan."

Sumber: ANTARA

x|close