Percakapan Ferry Irwandi dan Kapuspen TNI Brigjen Freddy Ardianzah, Berujung Damai?

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 13 Sep 2025, 17:02
thumbnail-author
April
Penulis
thumbnail-author
Adiantoro
Editor
Bagikan
Tangkapan layar - CEO Malaka Project dan Pemengaruh Ferry Irwandi. Tangkapan layar - CEO Malaka Project dan Pemengaruh Ferry Irwandi. (ANTARA)

Ntvnews.id, Jakarta - CEO Malaka Project, Ferry Irwandi blak-blakan membongkar isi percakapannya dengan Kapuspen TNI Brigjen Marinir Freddy Ardianzah.

Selama percakapan Ferry Irwandi mengaku jika selama ini terjadi kesalahpahaman antara kedua belah pihak. Bahkan Brigjen Freddy Ardianzah meminta maaf kepada Ferry terkait kesalapahamannya itu.

"Saya sudah dihubungi via telpon dengan Kapuspen TNI bapak Brigjen TNI (Marinir) Freddy Ardianzah. Terjadi dialog antara saya dan beliau, yang intinya ada banyak kesalahpahaman di antara situasi ini. Beliau meminta maaf atas situasi yang terjadi kepada saya dan yang harus saya hadapi, begitu juga sebaliknya, saya juga sudah meminta maaf atas situasi yang terjadi pada tubuh TNI saat ini," tulis Ferry Irwandi dalam postingannya, 13 September 2025.

Dari percakapan tersebut Ferry menegaskan jika sejauh ini tidak ada lagi proses hukum yang dijalaninya terkait laporan dan putusan MKyang menyatakan institusi tidak bisa menjadi pelapor dalam delik pencemaran nama baik.

"Banyak prajurit yang memang sangat mencintai negara ini dan melindungi warga negaranya saat ini, saya masih percaya itu. Jadi kenkawan sudah tidak ada tindak lanjut hukum apapun kedepannya terhadap saya, saya terima kasih dukungan teman-teman semua, mari kita fokus ke tuntutan, kenkawan kita yang masih ditangkap dan teman-teman kita yang masih belum tahu nasibnya dimana," tegas Ferry.

Lebih lanjut, Ferry mengajak seluruh masyarakat Indonesia untuk lebih fokus mengawal dan menuntut 17+8 kepada DPR RI.

"Urusan saya dan TNI udah selesai teman-teman. Mari sekarang kita fokus mengawal dan menjaga tuntutan. Tuntutan saudara kita di serikat buruh, di serikat ojol, 17+8, aliansi ekonom, aliansi mahasiswa, dan berbagai tuntutan lain," tutupnya.

x|close