Ntvnews.id, Bandung - Kepolisian Daerah Jawa Barat menduga kericuhan yang terjadi di sekitar Universitas Islam Bandung (Unisba) pada Senin, 1 September 2025 malam telah direncanakan sekelompok massa yang sengaja memancing aparat untuk masuk ke area kampus.
Kapolda Jabar Irjen Pol Rudi Setiawan menjelaskan, aksi massa itu memang didesain agar aparat terpancing. Namun, pihaknya menegaskan tidak melakukan penyerangan ke dalam kampus.
“Kami menganalisa ini sudah didesain, direncanakan bahwa kami dipancing untuk menyerang kampus, tapi alhamdulillah kami tidak melakukannya,” ujar Rudi di Bandung, Selasa, 2 September 2025.
Baca Juga: Jasa Marga Sebut Biaya Perbaikan 7 Gerbang Tol Rusak Imbas Demo Capai Rp80 Miliar
Ia menuturkan, massa awalnya melempar bom molotov ke arah kendaraan petugas, bahkan ada yang masuk ke dalam truk dan kendaraan bermotor. Menurut Rudi, hal itu membahayakan keselamatan aparat.
“Kalau mobil itu terbakar, tentunya petugas akan mati terpanggang di situ. Ini lagi-lagi membahayakan petugas,” katanya.
Atas kondisi tersebut, petugas gabungan kemudian menggelar patroli skala besar dan membubarkan massa sesuai ketentuan hukum. Kapolda menambahkan, jumlah massa sekitar 150 hingga 200 orang berkumpul di Jalan Tamansari dengan melakukan blokade, berpakaian serba hitam, menutup muka, serta membawa batu, besi, dan kayu.
“Jalan yang mestinya digunakan masyarakat jadi tertutup. Akhirnya masyarakat tidak bisa lewat, dan tentunya warga mempunyai ketakutan yang besar,” jelasnya.
Baca Juga: Fitur LIVE TikTok Kembali Aktif, Janjikan Ruang Aman Berekspresi
Rudi menegaskan pihaknya telah berkomunikasi dengan pimpinan Unisba. Menurutnya, kampus juga merasa kewalahan dan meminta bantuan kepolisian untuk mengamankan situasi. Ia menambahkan, massa yang melakukan kericuhan bukan berasal dari mahasiswa Unisba.
“Belum tentu itu dilakukan mahasiswa Unisba. Kampus hanya dipakai tempat oleh kelompok yang malam-malam mempersenjatai diri, melakukan penyerangan terhadap petugas, dan mengganggu keamanan masyarakat. Jadi bukan mahasiswa yang sebenarnya,” kata Rudi.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Hendra Rochmawan menyebutkan bahwa penggunaan gas air mata di sekitar Jalan Tamansari dipicu oleh serangan bom molotov dari sekelompok orang berpakaian hitam yang diduga kelompok anarkis.
“Mereka inilah awalnya yang menutup jalan dan membuat blokade di Tamansari sambil bertindak anarkistis,” ujar Hendra.
Baca Juga: Immanuel Ebenezer Akui Bersalah dan Tak Ajukan Praperadilan
Ia menambahkan, kelompok anarkis tersebut kemudian semakin memprovokasi dengan melempar bom molotov dari dalam kampus ke arah petugas dan kendaraan, termasuk mobil rantis Brimob. Kondisi itulah yang membuat petugas menembakkan gas air mata ke jalan raya.
(Sumber: Antara)