Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Transmigrasi (Mentrans) Iftitah Sulaiman menjelaskan perbedaan program Kementerian Transmigrasi yakni Tim Ekspedisi Patriot, dengan kegiatan kuliah kerja nyata (KKN) yang sama-sama dilakukan oleh mahasiswa. Hal ini dipaparkan Iftitah, saat menyampaikan sambutan dalam acara Pelepasan Tim Ekspedisi Patriot di Balai Kartini, Jakarta Selatan, Minggu, 24 Agustus 2025.
Menurut dia, Tim Ekspedisi Patriot bukan seperti KKN yang tak jarang berakhir pada pembuatan laporan semata.
"(Tim Ekspedisi Patriot) Tidak sekedar meneliti, tidak sekadar mengabdi," ujar Iftitah.
Dia menjelaskan, Tim Ekspedisi Patriot pada akhirnya dijalankan guna menyusun rekomendasi kebijakan. Mereka nantinya akan merancang strategi ekonomi dan investasinya.
"Kita membangun model kolaborasi. Kita merumuskan solusi yang terintegrasi yang langsung bisa dijalankan," ucapnya.
Bukan hanya ekonomi, sains dan juga teknologi. Tetapi juga sosial sains yang akan dikerjakan oleh Tim Ekspedisi Patriot nantinya.
"Singkatnya, kita akan membangun peradaban. Inilah yang membedakan," ucap Iftitah.
Tim Ekspedisi Patriot, kata dia adalah jembatan antara dunia kampus dan dunia kebijakan yang dibuat oleh pemerintah. Tim Ekspedisi Patriot adalah cara pemerintah bersama perguruan tinggi memastikan, bahwa ilmu pengetahuan tidak berhenti di menara gading.
"Tapi turun ke tanah, menyatu dengan rakyat," ucapnya.
Iftitah menegaskan, bahwa tim yang terdiri dari mahasiswa, dosen dan alumni perguruan tinggi itu, nantinya akan melakukan riset dan pemetaan potensi ekonomi untuk menyukseskan Asta Cita di kawasan Transmigrasi. Sebab, pihaknya ingin kawasan transmigrasi jadi pusat pertumbuhan baru bangsa.
"Caranya dengan melakukan evaluasi kawasan, sebagai dasar kebijakan. Mengembangkan potensi lokal, menjadi komoditas unggulan. Memperkuat tata kelola masyarakat. Serta menghadirkan infrastruktur, teknologi, informasi yang berkelanjutan," tandasnya.