PM Mesir dan Palestina Bahas Situasi Terkini di Gaza

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 18 Agu 2025, 14:05
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Perdana Menteri Palestina Mohammad Mustafa, yang juga Menteri Luar Negeri Palestina berpidato pada KTT PBB Masa Depan di Markas Besar PBB di New York, 23 September 2024. ANTARA/Handout via Xinhua/Loey Felipe/Foto PBB. Perdana Menteri Palestina Mohammad Mustafa, yang juga Menteri Luar Negeri Palestina berpidato pada KTT PBB Masa Depan di Markas Besar PBB di New York, 23 September 2024. ANTARA/Handout via Xinhua/Loey Felipe/Foto PBB. (Antara)

Ntvnews.id, Kairo - Perdana Menteri (PM) Mesir Mostafa Madbouly dan PM Palestina Mohammad Mustafa bertemu di Kota New Alamein, Mesir, pada Minggu 17 Agustus 2025 untuk membahas perkembangan terbaru di Palestina.

Dalam pertemuan tersebut, Madbouly menegaskan komitmen Mesir mendukung perjuangan rakyat Palestina, termasuk memberikan segala bentuk bantuan yang memungkinkan guna mengakhiri perang di Gaza. Ia juga kembali menekankan dukungan Mesir terhadap terbentuknya negara Palestina merdeka dengan perbatasan 4 Juni 1967 dan Yerusalem Timur sebagai ibu kota.

Madbouly menolak keras setiap upaya pengusiran warga Palestina dari tanah mereka, penghancuran rumah, maupun perluasan permukiman ilegal. Ia menilai penting untuk melanjutkan implementasi hasil konferensi internasional tingkat tinggi yang digelar di New York pada 28 Juli lalu, di bawah pimpinan bersama Arab Saudi dan Prancis, guna mendorong solusi dua negara.

Baca Juga: Kemenparekraf Tampilkan Kekuatan Ekonomi Kreatif dalam Karnaval Bersatu

Sementara itu, PM Mustafa menegaskan bahwa rencana Arab-Islam menitikberatkan pada rekonstruksi Gaza tanpa menggusur rakyat Palestina. Ia juga menyerukan peningkatan koordinasi dan konsultasi internasional, serta menyampaikan apresiasi atas peran signifikan Mesir dalam mendukung Gaza.

Di sisi lain, negosiasi tidak langsung antara Hamas dan Israel terkait gencatan senjata masih menemui jalan buntu, meski Mesir, Qatar, dan Amerika Serikat terus berupaya menjadi mediator.

Situasi kian tegang setelah Kepala Militer Israel Eyal Zamir pada Minggu 17 Agustus 2025 menyatakan rencana serangan baru untuk merebut Gaza City, kota terbesar di Jalur Gaza. Pernyataan itu disampaikan sehari setelah Israel mengumumkan rencana relokasi warga dari kota tersebut.

Menurut otoritas kesehatan Gaza, sejak 7 Oktober 2023 setidaknya 61.944 warga Palestina tewas dan 155.886 lainnya terluka akibat serangan Israel.

(Sumber : Antara)

x|close