Ntvnews.id, Jakarta - Film animasi Merah Putih: One For All banjir cercaan di media sosial. Ini terjadi gara-gara kualitasnya yang dinilai tak sepadan dibanding biaya produksi film yang mencapai miliaran rupiah.
Pemerintah melalui Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenekraf), kembali menegaskan pihaknya tak membiayai pembuatan film yang disebut-sebut menghabiskan biaya Rp6,7 miliar itu.
"Beberapa hal yang perlu diklarifikasi. Satu, tidak menggunakan dana APBN. Jadi dukungan itu kan ada financial non-financial ya, financial tidak kita berikan," ujar Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Ekraf), Irene Umar di Jakarta, Selasa, 12 Agustus 2025.
Pemerintah, kata dia juga tak memberikan dukungan non-finansial. "Kedua, non-financial promosi itu juga saya rasa bisa ngeliat ya perbedaannya, kita juga nggak ada videos ya, nggak ada yang kita berikan dalam segi promosi," tutur Irene.
Satu-satunya yang diberikan pemerintah melalui Kemenekraf terhadap film tersebut, ialah waktu untuk audiensi bagi para pembuatnya.
"The only thing yang kita berikan adalah waktu 23 atau 24 menit, saya beraudiensi dengan tim ya, di mana seperti biasa kita beraudiensi dengan memberikan, mereka memaparkan, kemudian kita memberikan feedback positif ataupun negatif," tutur Irene.
"Yang penting membangun, nggak ada yang negatif atau positif, yang penting membangun dan critical gitu loh, ke pihak-pihak yang waktu itu datang ke tempatnya kita, ke kantor kita," imbuhnya.
Irene enggan mengungkapkan apa feedback atau tanggapan pihaknya dalam audiensi tersebut. Menurut dia, siapa pun pihak yang beraudiensi dengan Kemenekraf, tak terkecuali pembuat film Merah Putih: One For All, pada intinya selalu diapresiasi.
"Kalau saya ngomong biasanya apa adanya, mungkin kurang elok kalau saya sebutkan di sini, tapi teman-teman juga tahulah kan. Kita Jumbo aja bisa ditanyakan, itu juga saya kasih feedback lah," papar Irene.
"Jadi, yang lain-lain, setiap orang yang audiensi ke kita, pertama kita apresiasi akan usahanya, efforts-nya ada," imbuhnya.