Kemenhut Libatkan Warga dalam Konservasi Gajah untuk Kurangi Konflik dengan Manusia

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 7 Agu 2025, 18:13
thumbnail-author
Irene Anggita
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Menhut Raja Juli Antoni (tengah) memberikan keterangan kepada wartawan usai rapat membahas Inisiatif Konservasi Gajah Peusangan (Peusangan Elephant Conservation Initiative/PECI) di Jakarta, Kamis (7/8/2025). Menhut Raja Juli Antoni (tengah) memberikan keterangan kepada wartawan usai rapat membahas Inisiatif Konservasi Gajah Peusangan (Peusangan Elephant Conservation Initiative/PECI) di Jakarta, Kamis (7/8/2025). (ANTARA)

Ntvnews.id,

  Jakarta - Kementerian Kehutanan (Kemenhut) terus berupaya mengurangi potensi konflik antara gajah sumatra (Elephas maximus sumatranus) dan manusia. Salah satu pendekatan yang diambil adalah dengan melibatkan masyarakat secara aktif dalam kegiatan konservasi gajah di berbagai wilayah terdampak.

Menteri Kehutanan Raja Juli Antoni mengungkapkan hal tersebut usai mengikuti rapat mengenai Inisiatif Konservasi Gajah Peusangan (Peusangan Elephant Conservation Initiative/PECI) di Jakarta, Kamis, 7 Agustus 2025. Ia menyampaikan bahwa pemerintah saat ini sedang memperkuat langkah-langkah konservasi, termasuk di kawasan konsesi yang diberikan oleh Presiden Prabowo Subianto di Aceh Tengah, yang ditujukan untuk perlindungan spesies terancam punah.

"Di sisi lain nanti ada pemberdayaan masyarakat, masyarakatnya juga sejahtera dan akhirnya nanti apa yang diperintahkan oleh Presiden Prabowo Subianto agar ada ‘perdamaian’ antara gajah dan manusia bisa terjadi dengan baik, sama-sama sejahtera antara gajah dan manusia," kata Menhut Raja Antoni.

Langkah awal dari program PECI ini akan dimulai dengan pemetaan jumlah populasi gajah di Aceh Tengah, dilanjutkan dengan pengayaan makanan untuk gajah serta pemberdayaan masyarakat di sekitar wilayah konservasi, khususnya 12 desa penyangga.

Melalui kerja sama antara Kemenhut, Pemerintah Inggris, dan WWF Indonesia, program ini menekankan pentingnya penyediaan pakan yang mencukupi sebagai strategi untuk menjaga gajah tetap berada di habitatnya, terutama sambil menunggu musim hujan dan tumbuhnya tanaman pakan secara alami.

"WWF sudah memiliki inisiatif untuk memberdayakan masyarakat setempat sebagai proses transisi untuk menjual hasil tanaman dari kebun mereka, pisang dan rumput, kemudian disimpan di dekat perkampungan agar gajahnya stop sampai di sana. Karena ini bagian dari prevensi terjadi konflik," katanya.

Keterlibatan warga setempat bertujuan untuk mendukung penyediaan makanan bagi gajah sembari mendorong upaya rehabilitasi habitat yang lebih sistematis dan berkelanjutan.

(Sumber: Antara)

x|close