Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi mengungkapkan sejumlah hal istimewa yang akan membedakan peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia tahun ini. Salah satunya adalah komitmen Presiden Prabowo Subianto untuk membuka akses luas bagi masyarakat umum hadir dalam upacara detik-detik Proklamasi di Istana Merdeka.
“Ya, beberapa yang membedakan adalah kali ini Pak Presiden menghendaki peringatan detik-detik proklamasi sebagian besar, kalau pakai angka kurang lebih di 80 persen, beliau menghendaki itu untuk memberikan kesempatan kepada masyarakat yang ikut hadir di Istana Merdeka, dalam rangka peringatan detik-detik proklamasi,” ujar Prasetyo di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa, 5 Agustus 2025.
Tak hanya itu, nuansa acara tahun ini akan dirancang lebih meriah namun tetap khidmat, dengan mengusung semangat kebersamaan dan optimisme.
Baca Juga: Pengibaran Bendera One Piece, Golkar: Jangan Nodai HUT RI dengan Simbol Asing
“Yang kedua, beliau juga menghendaki bahwa peringatan detik-detik proklamasi 17 Agustus itu nuansanya adalah nuansa yang penuh dengan kebersamaan, penuh dengan kegembiraan, penuh dengan optimisme. Dan beliau menyampaikan untuk bagaimana kita membuat konsep, panitia membuat konsep untuk di situ ada pesta rakyat,” ucapnya.
Namun Prasetyo menegaskan, konsep pesta rakyat jangan disalahartikan sebagai bentuk hura-hura yang tidak menghargai nilai-nilai perjuangan kemerdekaan.
“Tapi juga, jangan kemudian juga dimaknai kok pesta sih. Kita ingin menghormati peringatan 80 tahun di Indonesia Merdeka dengan suasana yang memang penuh optimisme. Di tengah segala permasalahan yang masih terjadi, beliau tidak ingin kita bermuram, jangan kita pesimis. Apapun masalahnya, mari kita hadapi dan itu adalah pelajaran dari para pejuang kemerdekaan, pelajaran dari nenek moyang kita,” tegasnya.
Baca Juga: Menko Polkam: Tidak Ada Toleransi bagi Pembakar Hutan Sebagai Cara Buka Lahan
Ia melanjutkan, “Kalau menggunakan logika akal sehat kan bentuk dulu. Orang tidak percaya bahwa kita bisa merdeka. Tapi dengan tekad, dengan persatuan, para pendiri bangsa mampu membuktikan. Sekarang tugas kita sebagai generasi pendiri melanjutkan perjuangan para pendidik bangsa, melanjutkan untuk mencapai cita-cita para pendiri bangsa.”
Sebagai tambahan kemeriahan, akan ada pawai malam hari untuk menyemarakkan suasana.
“Yang berikutnya juga, barangkali kalau ada keunikan atau kekhususan yang direncanakan di malam harinya, akan ada semacam karnaval, pawai yang memang coba kita rancang itu dilaksanakan di malam harinya,” tambahnya.
Ia juga menyampaikan bahwa 18 Agustus akan ditetapkan sebagai hari libur nasional karena 17 Agustus jatuh pada hari Minggu.
“Yang ketiga berikutnya, beliau juga merasa karena kebetulan tanggal 17 Agustus itu jatuh bertepatan di hari Minggu, maka kemudian atas beberapa masukan dari para menteri, beliau kemudian membuat keputusan untuk tanggal 18 diliburkan,” ujar Prasetyo.