25 Penumpang Masuk RS Usai Kena Turbulensi Hebat

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 1 Agu 2025, 07:55
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Mesin Boeing 767 milik Delta terbakar di udara, melakukan pendaratan darurat di LA Mesin Boeing 767 milik Delta terbakar di udara, melakukan pendaratan darurat di LA (X RT_India)

Ntvnews.id, Washington DC - Sebuah penerbangan Delta Air Lines dari Salt Lake City menuju Amsterdam terpaksa dialihkan dan mendarat darurat di Bandara Internasional Minneapolis-St. Paul pada Rabu, 30 Juli 2025, setelah menghadapi turbulensi parah yang menyebabkan 25 penumpang harus dilarikan ke rumah sakit.

Berdasarkan informasi dari situs pelacakan penerbangan FlightAware, pesawat Delta tersebut baru mengudara selama sekitar dua jam dari total delapan jam perjalanan ketika diputuskan untuk kembali dan mendarat di Minnesota. Pendaratan dilakukan sekitar pukul 19.45 waktu setempat.

Dilansir dari ABC News, Jumat, 1 Agustus 2025, pesawat yang digunakan adalah Airbus A330-900, yang memiliki kapasitas lebih dari 250 penumpang. Saat pesawat mendarat, tim pemadam kebakaran bandara dan tenaga medis segera memberikan bantuan kepada para penumpang yang terdampak insiden tersebut.

Baca Juga: Soal Pembelian Pesawat Boeing dari AS, Bos Danantara: Sudah Terkirim 1, Kurang 49 Lagi

Salah satu penumpang, Leann Clement-Nash, menggambarkan situasi dalam kabin sangat kacau. Ia menyebut bahwa mereka yang tidak mengenakan sabuk pengaman sempat terhempas ke langit-langit kabin dan kemudian jatuh ke lantai.

“Mereka terpental ke atas, lalu menghantam lantai,” ungkapnya.

“Kereta dorong pun ikut terlempar ke langit-langit lalu jatuh kembali ke lantai, dan beberapa penumpang mengalami luka-luka. Itu terjadi beberapa kali, benar-benar menakutkan,” lanjutnya.

Delta Air Lines, dalam pernyataan resminya menyampaikan rasa terima kasih kepada seluruh petugas darurat yang merespons kejadian dengan cepat.

Baca Juga: Pramono Mau Bikin Vertical Garden di Tepian Sungai Ciliwung

Meskipun insiden cedera serius akibat turbulensi masih tergolong langka, para ahli memperingatkan bahwa intensitas dan frekuensi turbulensi berpotensi meningkat seiring perubahan iklim yang memengaruhi pola angin dan aliran jet di atmosfer.

Sebagai catatan, pada Mei 2024 lalu, Singapore Airlines juga mengalami peristiwa serupa. Turbulensi parah dalam salah satu penerbangannya menyebabkan satu orang meninggal dunia—korban jiwa pertama akibat turbulensi di maskapai besar dalam beberapa dekade terakhir.

x|close