Ntvnews.id, Jakarta - Utusan Khusus Presiden RI untuk Iklim dan Energi, Hashim Djojohadikusumo, menyerukan agar dunia usaha dan industri mulai mengurangi ketergantungan terhadap energi fosil secara bertahap (phase down) dan beralih menuju energi baru terbarukan (EBT) yang lebih ramah lingkungan.
“Tidak ada phase out (berhenti total), tidak ada nanti penghapusan (energi fosil), melainkan kita phase down. Ini penting sekali karena pemerintah ditekan untuk commit kita phase out fossil fuels. Kita phase out batu bara, minyak dan lain-lain, gas alam dan lain-lain,” kata Hashim di sela acara Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Kadin Indonesia di Jakarta, Selasa, 2 Desember 2025.
Hashim menjelaskan bahwa langkah ini sejalan dengan dukungan Indonesia terhadap inisiatif Brasil dalam Tropical Forests Financing Facility (TFFF), yang dibahas pada Konferensi Tingkat Tinggi Perubahan Iklim (COP30 UNFCCC) di Belem, Brasil, awal bulan lalu. Indonesia tidak hanya ikut serta, tetapi juga siap menanamkan investasi sebesar 1 miliar dolar AS sebagai kontribusi yang setara dengan Brasil.
“Ini adalah komitmen Presiden Prabowo (Subianto) untuk ikut partisipasi (dengan) dana (invesasi) sebesar 1 miliar dolar AS. Ini adalah untuk juga matching commitment dari pemerintah Brasil beberapa waktu yang lalu,” ujar Hashim.
Baca Juga: Kemenbud Bangun Identitas Baru Bangsa Lewat Repatriasi Fosil dari Belanda
Ia menyampaikan bahwa langkah transisi energi tersebut juga selaras dengan arah kebijakan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034, yang mengakselerasi pemanfaatan energi bersih dan menjamin kemandirian pasokan listrik nasional. Dalam dokumen RUPTL, pemerintah menargetkan penambahan 69,5 gigawatt kapasitas pembangkit, di mana 76 persen sumbernya berasal dari EBT.
“Yang penting, komitmen pemerintah kita dalam 15 tahun ke depan bahwa 76 persen dari daya listrik yang akan dibangun di Indonesia itu berasal dari energi baru dan baru terbarukan. Itu komitmen Indonesia,” kata Hashim.
Dalam upaya memenuhi kebutuhan listrik masa depan, Hashim juga menyoroti pentingnya pemanfaatan tenaga nuklir dan peluang eksplorasi uranium. Ia mendorong pelaku usaha di sektor tambang untuk menjajaki potensi tersebut.
“Jadi ini adalah kesempatan bagi yang bergerak dunia usaha, anggota Kadin yang bergerak di bidang pertambangan, kalau ada kesempatan untuk mendapat atau bisa menumbuhkan tambang-tambang uranium, monggo, silahkan coba dicari, karena Indonesia perlu uranium, dan mungkin kita bisa juga ekspor uranium ke negara-negara lain, karena kita lihat di masa depan sudah mustahil, mustahil tenaga listrik tanpa tenaga nuklir,” jelas Hashim.
(Sumber : Antara)
Utusan Khusus Presiden RI untuk Iklim dan Energi Hashim Djojohadikusumo dalam acara Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Kadin Indonesia di Jakarta, Selasa 2 Desember 2025. ANTARA/Arnidhya Nur Zhafira. (Antara)