Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa buka suara terkait PT Bank Tabungan Negara Persero Tbk (BTN) yang berencana mengajukan tambahan penempatan dana pemerintah atau SAL antara Rp5 triliun-Rp10 triliun.
Hanya saja, Purbaya mempertanyakan mengapa BTN meminta tambahan dana lagi. Menurutnya, berdasarkan data Kemenkeu, penyerapan dana dari injeksi pertama yang disalurkan ke BTN masih 41 persen.
“BTN baru 41 persen, kenapa mereka minta lagi ya? Aneh juga,” ucap Purbaya dalam konferensi pers APBN KiTa dikutip, Jumat 21 November 2025.
Lebih lanjut, Purbaya mengatakan terkait surat permintaan dana tambahan, hingga saat ini pihaknya belum menerima surat permintaan dana tambahan dari BTN.
Baca juga: Skema Kompensasi BBM-Listrik, Dibayar Tiap Bulan 70%, Purbaya: Jangan Tuduh Saya Gak Bayar Utang
Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN) resmi menyetujui pemisahan (spin-off) Unit Usaha Syariah (UUS) kepada PT Bank Syariah Nasional (BSN).
Baca juga: Eks Dirjen Pajak Dicegah ke Luar Negeri, Purbaya: Biar Saja Proses Ini Berjalan
"BTN belum kita salurkan karena suratnya belum sampai, dia baru mau akan kelihatannya. Tapi kalo nanti sampai ke kita, kita lihat kita assess kita pertimbangkan untuk ditambah," tambahnya.
Sebelumnya, Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu menyampaikan rencana untuk mengirimkan surat kepada Menkeu Purbaya untuk mendapatkan tambahan penempatan dana sebesar Rp5 triliun-Rp10 triliun.
Dana tambahan ini diharapkan dapat mendukung pertumbuhan sektor perumahan yang sedang ekspansi.
"Kami sedang ingin mengajukan surat, tapi belum tahu disetujui atau tidak. Namanya usaha, kan boleh saja. Kami ingin meminta tambahan antara Rp5–10 triliun, jika memungkinkan, untuk mendukung sektor perumahan yang masih ekspansi di sekitar November–Desember ini,” ungkap Nixon.
Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa