Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan bahwa realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga 31 Oktober 2025 defisit Rp479,7 triliun, atau 2,02 persen terhadap produk domestik bruto (PDB).
Adapun defisit ini meningkat dibandingkan bulan sebelumnya, sebesar Rp371,5 triliun, atau 1,56 persen dari PDB per 30 September 2025.
Purbaya menuturkan angka defisit ini jauh lebih rendah dari batas APBN 2025, sebesar 2,78 persen.
"Defisit per 31 Oktober 2025 tercatat sebesar Rp479,7 triliun atau 2,02 persen dari PDB. Angka defisit ini berada dalam batas aman dan terkendali," ucap Purbaya dalam Konferensi Pers APBN Kita November 2025, Kamis 20 November 2025.
Baca juga: Tolak Permintaan Legalkan Thrifting, Purbaya: Masuk Barang Ilegal, Saya Berhentiin!
"Ini mencerminkan komitmen defisit yang kuat untuk menjaga APBN yang efektif," lanjutnya.
Purbaya merincikan pendapatan negara telah mencapai Rp 2.113,3 triliun atau 73,7 terhadap outlook pendapatan negara sepanjang tahun 2025
Peningkatan pendapatan negara ini didorong penerimaan pajak yang telah mencapai Rp1.708 triliun atau 71,6 persen dari outlook APBN dan PNBP sebesar Rp402,4 triliun atau 84,3 persen dari outlook.
Kemudian belanja negara telah mencapai Rp2.593 triliun atau 73,5 persen.
Baca juga: Pedagang Thrifting Ngaku Ditagih Rp500 Juta, Purbaya: Kalau Ngomong-ngomong Saja, Itu Fitnah
Dalam hal ini, belanja pemerintah pusat mencapai Rp1.879,9 triliun atau 70,6 persen dari outlook APBN 2025 dan transfer ke daerah mencapai Rp 713,4 triliun atau 82,6 persen.
Sementara itu, Purbaya menyatakan bahwa keseimbangan primer masih sebesar Rp45 triliun hingga akhir Oktober 2025.
Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan bahwa realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga 31 Oktober 2025 defisitRp479,7 triliun, atau 2,02 persen terhadap produk domestik bruto (PDB). (Ntvnews.id-Muslimin Trisyuliono)