Ntvnews.id, Jakarta - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyatakan chip AI tercanggih dari Nvidia hanya akan tersedia untuk perusahaan-perusahaan Amerika Serikat (AS) dan tidak akan dijual ke China maupun negara lain.
Dalam wawancara dengan CBS "60 Minutes" dan saat berbicara kepada wartawan di Air Force One, Trump menekankan hanya pelanggan AS yang akan memiliki akses ke chip Blackwell kelas atas dari Nvidia, perusahaan dengan kapitalisasi pasar terbesar di dunia.
"Yang paling canggih, kami tidak akan membiarkan siapa pun memilikinya selain Amerika Serikat," kata Trump, seperti dikutip dari Reuters, Selasa (4/11/2025).
Dia menegaskan kembali pernyataannya tersebut saat kembali ke Washington dari Florida. Pernyataan ini menandakan kemungkinan pembatasan yang lebih ketat terhadap ekspor chip AI Amerika Serikat dibandingkan kebijakan sebelumnya, dengan China dan mungkin negara lain dilarang mengakses semikonduktor tercanggih tersebut.
Pada Juli lalu, pemerintahan Trump merilis cetak biru AI yang berupaya memperlonggar aturan lingkungan dan memperluas ekspor teknologi ke sekutu, sebagai bagian dari strategi mempertahankan keunggulan Negara Paman Sam itu terhadap China.
Nvidia sendiri baru-baru ini mengumumkan rencana memasok lebih dari 260.000 chip AI Blackwell ke Korea Selatan (Korsel), termasuk ke perusahaan besar seperti Samsung Electronics.
Mengenai China, Trump mengatakan versi chip Blackwell yang paling canggih tidak akan dijual ke perusahaan China, meski kemungkinan versi yang lebih sederhana masih bisa diperoleh.
"Kami akan membiarkan mereka bertransaksi dengan Nvidia, tetapi bukan yang tercanggih," ujarnya.
Langkah ini memicu kritik dari sebagian pihak di Washington yang khawatir teknologi tersebut dapat memperkuat kemampuan militer China dan mempercepat pengembangan AI mereka.
John Moolenaar, anggota Kongres dari Partai Republik, menyebut kebijakan semacam itu "sama dengan memberikan uranium tingkat senjata kepada Iran."
Trump sebelumnya sempat mempertimbangkan membahas chip ini dengan Presiden China Xi Jinping menjelang pertemuan puncak di Korea Selatan, namun akhirnya topik tersebut tidak dibahas.
Sementara itu, Nvidia belum mengajukan izin ekspor ke China karena sikap pemerintah Beijing yang menolak kehadiran perusahaan tersebut di negara itu, kata CEO Jensen Huang.
Menurutnya, Nvidia tetap membutuhkan akses ke pasar China untuk mendanai penelitian dan pengembangan di Amerika Serikat.
Ilustrasi. Logo Nvidia. (Foto: Dok/Dado Ruvic/Reuters)