Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto merespons dampak shutdown Pemerintah Amerika Serikat (AS) terhadap Indonesia.
Airlangga menegaskan berhentinya operasional pemerintahan AS itu akan berdampak perundingan dagang Indonesia.
"Dampaknya jelas, terkait dengan perundingan dagang kan dengan shutdown ya berhenti dulu," ucap Airlangga di Kemenko Perekonomian, Jumat 3 Oktober 2025.
Kendati demikian, Airlangga meyakini tidak akan memengaruhi hasil perundingan dagang kedua negara.
Baca juga: Kementerian BUMN Resmi Jadi BP BUMN, Airlangga Pastikan Koordinasi Tetap Jalan
Menurutnya poin-poin perundingan dengan AS relatif sudah selesai.
"Saya rasa tidak, tidak banyak pengaruh. Relatif kita sudah selesai," ungkap Airlangga.
Kemudian ia menilai hal ini tidak ada efek yang menjalar kepada nilai tukar.
Pasalnya operasional pemerintah berbeda dengan urusan pasar keuangan.
"Tidak, itu kan pemerintah Amerika. Beda," bebernya.
Seperti diketahi, Amerika Serikat resmi mengalami government shutdown pada Rabu, 1 Oktober 2025 pukul 00.01 waktu setempat, setelah dua rancangan undang-undang dari Partai Republik dan Demokrat gagal disahkan di Senat.
Kondisi ini membuat pemerintah federal kehabisan dana untuk menjalankan operasionalnya.
Baca juga: Pemerintah AS Shutdown, Jutaan PNS Terancam Tak Digaji
RUU yang diusung Partai Demokrat, mencakup perpanjangan subsidi kesehatan dalam Affordable Care Act serta pembatalan pemotongan dana Medicaid, tidak berhasil lolos.
Begitu pula dengan usulan Partai Republik berupa anggaran sementara untuk tujuh minggu ke depan, yang juga gagal mendapatkan dukungan.
Akibat kebuntuan ini, Direktur Kantor Manajemen dan Anggaran Gedung Putih, Russell Vought, memerintahkan semua lembaga federal untuk mulai “menjalankan rencana penutupan secara teratur.”