Ntvnews.id, Jakarta - Saham BYD anjlok paling dalam dalam tiga minggu setelah laporan perusahaan investasi Warren Buffett melepas sahamnya di produsen kendaraan listrik China itu.
Sahamnya anjlok hingga 3,6 persen, menjadikannya salah satu saham dengan kinerja terburuk menurut indeks saham Tiongkok yang tercatat di Hong Kong.
Berkshire Hathaway Inc. telah melepas seluruh kepemilikannya di BYD, menurut laporan CNBC pada hari Minggu yang juga mengutip seorang juru bicara perusahaan AS tersebut yang mengonfirmasi perkembangan tersebut.
Perusahaan Buffett memegang saham tersebut selama lebih dari 15 tahun, setelah pertama kali membeli 225 juta lembar saham pada September 2008.
Baca juga: BYD Luncurkan Yangwang U9 Xtreme, Mobil Produksi Tercepat di Dunia Capai 496,22 Km/Jam
Saham tersebut melonjak lebih dari 4.500 persen sejak sehari sebelum pembelian pertama hingga 31 Maret tahun ini.
Dua dekade terakhir telah menyaksikan BYD bertransformasi dari penyedia baterai ponsel Tiongkok yang kurang dikenal menjadi produsen kendaraan listrik dan hibrida terbesar di negara itu.
Berkshire mulai melepas sahamnya pada pertengahan 2022, dengan kepemilikan sahamnya turun di bawah 5 persen tahun lalu.
Pelanggaran terhadap ambang batas tersebut berarti perusahaan AS tersebut tidak lagi diwajibkan oleh Bursa Efek Hong Kong untuk mengungkapkan penjualan di masa mendatang.
Saham BYD telah anjlok sekitar 30 persen dari titik tertinggi sepanjang masa yang dicapai empat bulan lalu karena meningkatnya kekhawatiran atas kemampuannya untuk menangkis persaingan di tengah perang harga di Tiongkok.
Baca juga: BYD Resmi Luncurkan Denza N9 2026, SUV Plug-in Hybrid Premium Mulai dari Rp900 Jutaan
Berkshire mulai berinvestasi di BYD setelah mitra bisnis jangka panjang Buffett, Charlie Munger yang membeli saham tersebut bersama Chairman Himalaya Capital, Li Lu merekomendasikan investasi tersebut.
"Dalam investasi saham, jual beli adalah praktik yang normal," ujar Li Yunfei, manajer umum branding dan hubungan masyarakat di BYD, dalam sebuah unggahan di Weibo, media sosial Tiongkok, pada hari Senin dikutip Bloomberg Rabu 24 September 2025.