Danantara: Merger Pelita Air dan Garuda Indonesia Demi Efisiensi dan Optimalisasi Aset

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 16 Sep 2025, 15:43
thumbnail-author
Satria Angkasa
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
‎CEO Danantara Rosan Perkasa Roeslani memberikan keterangan di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa 16 September 2025. ANTARA/Mentari Dwi Gayati ‎CEO Danantara Rosan Perkasa Roeslani memberikan keterangan di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa 16 September 2025. ANTARA/Mentari Dwi Gayati (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara menyampaikan bahwa rencana penggabungan (merger) antara maskapai Pelita Air dan Garuda Indonesia dilakukan untuk mengoptimalkan aset perusahaan milik negara.

CEO Danantara, Rosan Perkasa Roeslani, menjelaskan pihaknya saat ini masih mengkaji rencana penggabungan Pelita Air, yang merupakan anak usaha Pertamina, dengan Garuda Indonesia sebagai sesama perusahaan di sektor penerbangan.

"Intinya kan untuk supaya lebih efisien, lebih meningkatkan produktivitas, dan juga mengoptimalkan aset-aset yang ada, baik dari segi jam terbangnya, dan part pesawat, dan lain-lain. Lagi dievaluasi semua," ujar Rosan saat ditemui di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa, 16 September 2025.

Rosan menambahkan, kajian merger kedua maskapai masih terus dilakukan agar operasional bisa berjalan lebih efisien, produktif, dan pemanfaatan aset dapat lebih maksimal.

"Lagi dievaluasi semua," tambahnya.

Sebelumnya, PT Pertamina (Persero) menyatakan rencana melepas atau menggabungkan Pelita Air dengan Garuda Indonesia sejalan dengan fokus perusahaan pada bisnis inti, yakni migas dan energi terbarukan.

Baca Juga: CEO Danantara Sebut Merger Pelita Air-Garuda Indonesia untuk Efisiensi dan Optimalisasi Aset

Dengan strategi tersebut, unit usaha di luar bisnis utama Pertamina akan dialihkan atau digabungkan dengan perusahaan sejenis berdasarkan roadmap yang dikelola oleh Danantara.

Selain Pelita Air, Pertamina juga tengah menyiapkan langkah serupa untuk anak usaha lainnya di sektor asuransi, kesehatan, hospitality, serta Patra Jasa, yang semuanya akan mengikuti peta jalan yang disusun Danantara.

Tak hanya itu, Pertamina juga berencana menggabungkan tiga anak usahanya di sektor hilir dan logistik energi, yaitu Kilang Pertamina Internasional (KPI), Pertamina International Shipping (PIS), dan Pertamina Patra Niaga (PPN), dengan target penyelesaian pada akhir 2025.

Direktur Utama Pertamina, Simon Aloysius Mantiri, mengungkapkan bahwa kondisi global saat ini menyebabkan permintaan minyak menurun, sementara kapasitas produksi kilang meningkat karena bertambahnya jumlah kilang baru.

Menurut Simon, penurunan margin keuntungan yang dialami Kilang Pertamina Internasional berdampak langsung terhadap kinerja Pertamina secara keseluruhan. Karena itu, langkah penggabungan KPI, PIS, dan PPN diambil agar perusahaan bisa beroperasi lebih efektif.

(Sumber: Antara)

x|close