Danantara dan GEM Sepakati Proyek Nikel Rp23 Triliun

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 27 Agu 2025, 15:52
thumbnail-author
Muhammad Fikri
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
CEO Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) Rosan P. Roeslani. CEO Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) Rosan P. Roeslani. (ANTARA)

Ntvnews.id, Jakarta - Danantara Indonesia melalui Danantara Investment Management (DIM) menandatangani perjanjian pokok atau Head of Agreement (HoA) dengan GEM Limited, perusahaan global asal China di bidang metalurgi hijau, untuk membangun fasilitas peleburan HPAL senilai Rp23,11 triliun.

Chief Executive Officer (CEO) Danantara Indonesia, Rosan Roeslani, mengatakan kemitraan dengan GEM Limited merupakan tonggak penting dalam misi perusahaan untuk mengkatalisasi investasi strategis yang mempercepat transformasi sosial-ekonomi Indonesia.

Menurut Rosan, kerja sama ini juga dapat memajukan agenda hilirisasi nasional sekaligus memastikan keberlanjutan dan inovasi tetap menjadi prioritas.

“Integrasi penelitian dan pengembangan, energi hijau, serta daur ulang siklus tertutup mencerminkan jenis proyek berdampak tinggi yang akan menciptakan nilai jangka panjang bagi Indonesia dan mitra investasi kami,” ujarnya di Jakarta, Rabu, 27 Agustus 2025.

Baca Juga: Arab Saudi Terapkan Aturan Baru Pemesanan Tenda Haji 2026

Proyek yang diproyeksikan bernilai sekitar Rp23,11 triliun itu diharapkan turut melibatkan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) serta membuka peluang partisipasi mitra global lainnya.

GEM Limited dikenal luas berkat komitmennya terhadap pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM). Perusahaan tersebut telah menanamkan investasi sebesar 30 juta dolar AS untuk mendirikan laboratorium penelitian metalurgi mutakhir bersama Institut Teknologi Bandung (ITB), guna memperkuat peran Indonesia sebagai pusat riset dan pengembangan.

Dalam lima tahun mendatang, inisiatif di Indonesia Green Industrial Park (IGIP) ditargetkan mampu menciptakan hingga 80.000 lapangan kerja baru yang memberi manfaat ekonomi signifikan.

Baca Juga: Percakapan Pratama Arhan dengan Ibunda Usai Resmi Bercerai: Arho Kuat Kok Mak

Didirikan pada 2001 di Shenzhen, China, GEM Limited tercatat di Bursa Efek Shenzhen dan Bursa Efek Swiss dengan lebih dari 11.000 karyawan di China, Afrika Selatan, Korea, serta Indonesia.

Sebagai pelopor global dalam pertambangan dan daur ulang perkotaan, GEM memproses lebih dari 10 persen baterai kendaraan listrik (EV) dan limbah elektronik akhir masa pakai di China setiap tahun, serta memulihkan lebih dari 20 mineral penting, termasuk kobalt, nikel, dan litium.

Perusahaan ini juga telah diakui oleh World Economic Forum (WEF) dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atas kepemimpinannya dalam ekonomi sirkular. GEM kini menjadi rujukan global dalam industri metalurgi hijau berkat kombinasi skala, inovasi, dan keberlanjutan.

Di Indonesia, GEM melakukan investasi signifikan dalam pengembangan material energi baru berbasis nikel, termasuk pendirian kawasan industri berteknologi tinggi, laboratorium inovasi bersama universitas, serta program beasiswa yang telah melahirkan lulusan magister dan doktoral di bidang metalurgi.

Baca Juga: Wakapolri Tinjau Pasien Korban Unjuk Rasa di RS Bhayangkara Pusdokkes Polri

(Sumber: Antara)

x|close