Penumpang KAI Naik 9 Persen Atau Jadi 236 Juta dari Tahun Lalu

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 20 Agu 2025, 13:51
thumbnail-author
Irene Anggita
Penulis
thumbnail-author
Tim Redaksi
Editor
Bagikan
Prabowo Balik ke Jakarta Naik Whoosh Prabowo Balik ke Jakarta Naik Whoosh (Sekretariat Presiden)

Ntvnews.id, Jakarta - PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI mencatat bahwa jumlah penumpang yang diangkut selama semester I tahun 2025 mencapai 236 juta orang, mengalami kenaikan sebesar 9 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencatat 216 juta penumpang.

“Kalau kita melihat semester I 2025 dan bandingkan secara year on year dengan semester I 2024, dari sisi volume angkutan penumpang itu kami naik sembilan persen menjadi 236 juta penumpang,” ujar Direktur Utama PT KAI Bobby Rasyidin saat rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR RI di Senayan, Jakarta, Rabu, 20 Agustus 2025. 

Selain peningkatan di sektor penumpang, Bobby juga menyampaikan bahwa volume pengangkutan barang pada semester pertama 2025 mencapai 33,3 juta ton, atau naik 1 persen dibandingkan dengan 32,9 juta ton pada periode yang sama tahun lalu.

Sementara itu, indikator ketepatan waktu atau on time performance (OTP) tercatat mencapai 96,2 persen sepanjang semester I 2025. Dari sisi keselamatan, jumlah kecelakaan kereta api menurun hingga 50 persen, dari sebelumnya empat kejadian di semester I 2024 menjadi dua kejadian di tahun ini.

Baca Juga: Baru Jabat Dirut KAI 2 Hari, Bobby Rasyidin Langsung Dipanggil KPK

Dirut KAI Bobby Rasyidin.  <b>(YouTube TVR Parlemen)</b> Dirut KAI Bobby Rasyidin. (YouTube TVR Parlemen)

Di sisi lain, Vice President Public Relations KAI Anne Purba menegaskan bahwa keberadaan transportasi publik, terutama layanan kereta Commuter Line, telah memberikan kontribusi nyata dalam mengurangi kemacetan lalu lintas di wilayah perkotaan.

“Keberadaan transportasi publik, terutama kereta api Commuter Line, terbukti berkontribusi positif dalam mengurangi kemacetan di jalan raya,” kata Anne.

Ia menambahkan, salah satu kunci dalam mengurangi kepadatan lalu lintas adalah tersedianya sistem transportasi publik yang terintegrasi, efisien, dan mudah diakses oleh masyarakat.

Data dari TomTom International BV menunjukkan bahwa pada tahun 2023, Jakarta menduduki peringkat ketiga kota termacet di Indonesia, namun kini turun ke posisi kelima. Indeks kemacetan tertinggi tercatat sekitar 43 persen, terutama pada jam sibuk yaitu pukul 07.00–09.00 WIB dan 17.00–19.00 WIB.

Baca Juga: Dirut Baru KAI Perkenalan di DPR: Dari Pertahanan ke Kereta Api

Anne juga menyoroti pentingnya peran kereta api dalam mengurai kemacetan di wilayah perkotaan dengan tingkat mobilitas yang tinggi. Menurutnya, saat ini masyarakat sudah memiliki beragam opsi moda kereta api untuk menunjang mobilitas harian.

Pilihan moda tersebut meliputi Kereta Api Jarak Jauh (KAJJ), Commuter Line, Kereta Cepat Whoosh, Light Rail Transit (LRT), Kereta Bandara, hingga layanan angkutan logistik berbasis kereta api. Seluruh moda ini saling terhubung dalam menciptakan sistem transportasi yang lebih menyatu dan efisien. (Sumber: Antara)

x|close