Ntvnews.id, Jakarta - Para ilmuwan mengungkap temuan mengejutkan bahwa Bulan secara bertahap menjauh dari Bumi, dan perubahan ini berdampak besar pada tatanan alam semesta.
Fenomena ini juga memengaruhi panjang hari di Bumi, meskipun perubahannya berlangsung sangat lambat. Selama jutaan tahun, gerakan menjauhnya Bulan dari Bumi telah menyebabkan hari-hari di planet ini menjadi lebih panjang. Penelitian yang dilakukan oleh para ilmuwan dari Universitas Wisconsin-Madison meneliti batuan dari formasi berusia 90 juta tahun.
Baca Juga: Bulan Kemerdekaan Dimulai: Pesta Rakyat Perdana di Istana, Monas Jadi Pusat Hiburan
Melalui analisis tersebut, mereka dapat menelusuri hubungan Bumi dan Bulan hingga 1,4 miliar tahun yang lalu. Ditemukan bahwa Bulan menjauh dari Bumi dengan kecepatan sekitar 3,82 sentimeter setiap tahun. Artinya, dalam kurun waktu 200 juta tahun mendatang, satu hari di Bumi bisa berlangsung selama 25 jam.
“Ketika Bulan menjauh, Bumi seperti seorang skater yang melambat saat merentangkan lengannya,” jelas Stephen Meyers, profesor geosains dari Universitas Wisconsin-Madison, dikutip dari Science Alert, Sabtu, 2 Agustus 2025.
Baca Juga: Garis Kemiskinan Rumah Tangga di Jakarta Turun Jadi Rp4,1 Juta Per Bulan
“Salah satu tujuan kami adalah memanfaatkan astrokronologi untuk menjangkau masa lalu yang sangat jauh dan membangun skala waktu geologis yang sangat kuno. Kami ingin bisa mempelajari batuan berusia miliaran tahun dengan metode serupa seperti dalam penelitian geologi masa kini.” tambahnya.
Temuan ini bukan satu-satunya yang memperluas wawasan kita tentang Bulan. Belum lama ini, ilmuwan dari Tiongkok juga berhasil mengungkap misteri kuno yang selama ini tersembunyi di bawah permukaan Bulan.