Ntvnews.id, Jakarta - Wakil Menteri Komunikasi dan Digital, Nezar Patria, memaparkan pendekatan Indonesia dalam mengembangkan dan mengelola kecerdasan artifisial (AI) di hadapan para pemimpin dan pelaku industri teknologi dunia dalam acara London Tech Week 2025 yang digelar di Inggris.
Saat menjadi pembicara dalam sesi diskusi bertajuk The Asia Get Together pada Senin, 9 Juni 2025, Nezar menekankan pentingnya keseimbangan antara kemajuan inovasi dan kerangka tata kelola. "Pendekatan Indonesia berakar pada komitmen ganda: memungkinkan inovasi yang gesit dan melindungi nilai-nilai demokrasi," ujarnya seperti dikutip dalam siaran pers resmi Kementerian Komunikasi dan Digital di Jakarta, Selasa, 10 Juni 2025.
Nezar menjelaskan bahwa pemerintah Indonesia telah mulai menerapkan teknologi AI di berbagai sektor, termasuk layanan publik, pertanian, pendidikan, serta inklusi keuangan. Meskipun begitu, ia mengakui masih terdapat tantangan besar dalam pemerataan infrastruktur digital, terutama mengingat kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan.
"Sebagai negara kepulauan dengan lebih dari 17.000 pulau, memastikan infrastruktur digital yang merata, dari broadband hingga layanan cloud, di seluruh wilayah perkotaan dan terpencil adalah tugas utama," katanya.
Baca Juga: KPK Periksa 3 Staf Khusus Menaker Era Hanif Dhakiri dan Ida Fauziyah Terkait Dugaan Pemerasan RPTKA
Lebih lanjut, Nezar menyoroti kebutuhan mendesak akan investasi jangka panjang dan kerja sama internasional dalam pendidikan STEM (sains, teknologi, rekayasa, dan matematika) untuk mencetak talenta lokal yang kompeten di bidang AI.
Ia menyebut bahwa pemerintah tengah berupaya menjawab tantangan tersebut dengan menutup kesenjangan infrastruktur dan layanan yang dibutuhkan dalam pengembangan serta pemanfaatan teknologi kecerdasan buatan. Dalam konteks ini, forum global seperti London Tech Week dinilai sangat strategis.
"Forum semacam ini memungkinkan kemitraan lintas batas dalam penelitian dan komersialisasi AI, eksperimen regulasi bersama melalui regulatory sandboxes, transfer pengetahuan dan peningkatan kapasitas, hingga mobilisasi modal, karena investor Barat mencari pasar berkembang dengan pertumbuhan tinggi," ujar Nezar.
London Tech Week 2025, yang digelar oleh The UK Asia Grant Foundation dari 9 hingga 11 Juni, menjadi ajang untuk membahas masa depan teknologi dan transformasi digital di dunia bisnis. Dalam diskusi yang sama, hadir pula Menteri Digital Malaysia Gobind Singh Deo serta Napoleon Juanillo, Asisten Sekretaris Alih Teknologi, Komunikasi, dan Komersialisasi dari Departemen Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Filipina.
(Sumber: Antara)