Pertumbuhan Ekonomi RI Tak sampai 5 Persen di Kuartal I 2025, Luhut: Tak Perlu Khawatir

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 7 Mei 2025, 10:01
thumbnail-author
Muslimin Trisyuliono
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan buka suara mengenai Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) yang rencananya akan diluncurkan pada tanggal 24 Februari 2025. Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan buka suara mengenai Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) yang rencananya akan diluncurkan pada tanggal 24 Februari 2025. (Ntvnews.id-Muslimin Trisyuliono)

Ntvnews.id, Jakarta - Ketua Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Luhut Binsar Pandjaitan merespons mengenai pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I 2025 melambat ke 4,87 persen.

Luhut menyebut kondisi tersebut merupakan hal yang wajar terjadi dalam masa transisi pemerintahan ditambah adanya ketidakpastian global yang sangat menantang.

"Pertumbuhan ekonomi kita sedikit di bawah dari tahun-tahun sebelumnya, yang menurut saya dalam satu proses transisi pemerintahan bisa saja terjadi. Apalagi kita dihadapkan pada sekarang ketidakpastian dunia dengan perang tarif atau sampai mungkin pada trade war ini," ucap Luhut dalam akun Instagram pribadinya dikutip, Rabu 7 Mei 2025.

Untuk itu, ia meminta masyarakat tidak khawatir terkait pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I 2025 di bawah 5 persen.

Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi RI Cuma 4,87 Persen Kuartal I 2025, Sri Mulyani: Cukup Resilien

Menurutnya kondisi ini pernah terjad pada masa transisi pemerintahan 2014 dimana pada kuartal I dan II tumbuh di bawah 5 persen. Artinya, dalam masa penyesuaian seperti ini, perlambatan bisa terjadi.

"Jadi saya pikir tidak ada yang terlalu dikawatirkan, yang penting kita ada tahun masalah. Tahu masalah dan presiden sudah addres bahwa kita akan perbaikin ini," jelasnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan salah satu faktor utama perlambatan saat ini adalah kontraksi konsumsi pemerintah.

Karena itu, percepatan belanja negara menjadi kunci. Program Makan Bergizi (MBG) menjadi salah satu motor penting untuk mengakselerasi belanja negara.

Luhut menyebut dampak nyata akan tercipta, salah satunya yaitu menghidupkan simpul ekonomi desa mulai dari petani sayur, peternak ayam, penjual telur, hingga pelaku UMKM lokal.

"Saya menyadari ada hal-hal lain yang tetap perlu kita waspadai misalnya perlambatan konsumsi rumah tangga, investasi yang belum pulih optimal, tekanan ekspor akibat kondisi global, dan pertumbuhan wilayah yang belum merata. Ini semua mengingatkan kita: pemerataan dan percepatan harus dijalankan secara simultan," ungkap Luhut.

Baca juga:  Erick Thohir Sebut Pertumbuhan Ekonomi RI 4,87 Persen Lebih Baik dari Banyak Negara

Karena itu, ia meminta semua perlu menjaga semangat kebersamaan, dalam situasi seperti ini bukan saatnya saling menyalahkan.

"Kita butuh kerja nyata, kolaborasi lintas sektor, dan keberanian untuk mengambil keputusan penting," tegasnya.

Selain itu, Luhut menjelaskan arahan Presiden Prabowo sangat jelas mengenai sederhanakan regulasi, perkuat kemitraan dagang, dan jaga keseimbangan hubungan ekonomi global, dan memastikan perlindungan bagi rakyat kecil.

"Saya percaya bila kita bekerja secara kompak dan terintegrasi, kita bukan hanya mampu melewati masa sulit ini, tetapi juga mempercepat langkah mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang kita cita-citakan bersama," tandasnya.

x|close