Pertumbuhan Ekonomi RI Cuma 4,87 Persen Kuartal I 2025, Sri Mulyani: Cukup Resilien

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 6 Mei 2025, 12:33
thumbnail-author
Muslimin Trisyuliono
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Menkeu Sri Mulyani prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 5 persen di 2024/Ist Menkeu Sri Mulyani prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 5 persen di 2024/Ist

Ntvnews.id, Jakarta -  Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menyampaikan ekonomi Indonesia pada triwulan I 2025 tetap tumbuh resilien 4,87 persen (yoy) di tengah ketidakpastian global yang sangat menantang.

Sri Mulyani menjelaskan, konsumsi rumah tangga tetap terjaga ditopang oleh berbagai insentif dari APBN dan terjangkaunya harga pangan.

Dari sisi Belanja, APBN mampu mendukung pelaksanaan program prioritas pada masa transisi pemerintahan baru.

“Di tengah tantangan perlambatan ekonomi dan ketidakpastian global, perekonomian Indonesia tetap menunjukkan kinerja yang cukup resilien. Optimisme terus dijaga, didukung komitmen Pemerintah dengan memastikan APBN bekerja optimal dalam melindungi masyarakat, termasuk memastikan ekonomi tumbuh secara berkelanjutan,” ucap Sri Mulyani dalam keterangannya, Selasa 6 Mei 2025.

Baca juga: Erick Thohir Sebut Pertumbuhan Ekonomi RI 4,87 Persen Lebih Baik dari Banyak Negara

Berdasarkan komponen pengeluaran, konsumsi rumah tangga tumbuh 4,89 persen, didukung meningkatnya mobilitas masyarakat seiring libur tahun baru serta pergeseran libur Ramadan dan Idulfitri ke triwulan I.

Sri Mulyani menjelaskan, daya beli masyarakat yang tetap terjaga didukung berbagai insentif Pemerintah melalui pemberian THR dan berbagai stimulus fiskal, seperti diskon tarif listrik dan tarif tol, PPN DTP properti, serta PPh 21 DTP sektor padat karya.

"Pemerintah juga berhasil menjaga harga pangan yang terjangkau melalui optimalisasi peran Bulog dalam stabilitasi harga," jelasnya.

Adapun investasi (Pembentukan Modal Tetap Bruto) tumbuh terbatas di 2,12 persen, terutama dipengaruhi investasi bangunan yang tumbuh melambat sebagaimana tercermin pada kinerja sektor konstruksi yang tumbuh terbatas.

Di samping itu, investasi mesin nonkendaraan juga melambat. Konsumsi Pemerintah terkontraksi 1,38 persen karena high base effect belanja di triwulan I 2024 yang  tinggi bersama dengan pelaksanaan pemilu dan belanja bansos yang dipercepat untuk mitigasi dampak Elnino. 

Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I Tak Sampai 5 Persen, Airlangga: Tertinggi Nomor 2 di G20

Namun demikian, belanja Pemerintah meningkat cepat di akhir triwulan I di tengah masa transisi pemerintahan. Ekspor tumbuh stabil 6,78 persen, ditopang ekspor komoditas sawit (HS15) dan besi baja (HS72) yang tumbuh masing-masing 36 persen dan 6,6 persen.
 
Dari sisi produksi, sektor Pertanian tumbuh sangat signifikan 10,52 persen didukung peningkatan produksi padi pada panen raya dan permintaan bahan pangan pada momen Ramadan. Peningkatan produktivitas didukung oleh distribusi pupuk bersubsidi yang semakin baik.

Pada periode Januari-Februari 2025, produksi beras nasional meningkat lebih dari 60 persen (yoy) dengan stok beras di Bulog mencapai 2,5 juta ton.

Data Rice Outlook April 2025 menunjukkan produksi beras Indonesia pada musim tanam 2024/2025 menjadi yang tertinggi di ASEAN. Produksi diperkirakan mencapai 34,6 juta ton atau tumbuh 4,8 persen (yoy).

Industri pengolahan yang berkontribusi 19,3 persen terhadap perekonomian tumbuh risilien 4,55 ppersen ditopang oleh aktivitas hilirisasi.

Sektor perdagangan yang berkontribusi 13,2 persen, mampu tumbuh 5,03 persen. Sektor transportasi dan pergudangan serta akomodasi dan makan minum masing-masing tumbuh 9,01 persen, dan 5,75 persen, mengindikasikan mobilitas dan daya beli masyarakat yang kuat.

Hal tersebut didukung oleh pemberian PPN DTP untuk tiket pesawat dan diskon tarif tol. Di sisi lain, sektor pengadaan listrik tumbuh 5,11 persen didukung oleh diskon harga listrik.

Sektor pertambangan mengalami kontraksi seiring dengan penurunan harga komoditas global yang disebabkan oleh turunnya permintaan. Di sisi lain, hilirisasi masih terus berlanjut dan mendukung pertumbuhan sektor industri pengolahan.

Sektor konstruksi tumbuh terbatas 2,18 persen dipengaruhi oleh sentimen wait and see investor.

Sektor jasa informasi dan komunikasi tumbuh hingga 7,72 persen, dengan transformasi digital dan adopsi Artificial Intelligent (AI) di berbagai sektor yang semakin kuat. 

Baca juga: BPS Umumkan Pertumbuhan Ekonomi RI Kuartal I 2025 Melambat ke 4,87 Persen

Perkembangan tersebut meningkatkan traffic data dan mendorong pembangunan pusat data. Jasa pendidikan dan kesehatan tumbuh kuat masing-masing 5,03 persen dan 5,78 persen.

Pertumbuhan kedua sektor ini didukung oleh belanja negara di sektor pendidikan yang meliputi Tunjangan Penghasilan Guru (TPG), realisasi pembayaran program Indonesia Pintar (PIP), dan Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIPK). Sementara itu, di sektor kesehatan pemerintah juga meluncurkan layanan Pemeriksaan Kesehatan Gratis (PKG) dan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

Di tengah tantangan yang dihadapi, aktivitas ekonomi tetap memberikan dampak positif bagi kesejahteraan masyarakat. Angka pengangguran turun dari 4,82% di tahun 2024 menjadi 4,76 persen tahun ini.

Penciptaan lapangan kerja di tahun 2025 mencapai 3,59 juta orang, meningkat dari sebelumnya yang sebesar 3,55 juta orang di tahun 2024. Perkembangan di pasar tenaga kerja turut memperkuat daya beli masyarakat ke depan sebagai penopang utama bagi aktivitas ekonomi.

"Ke depan, dinamika perekonomian global masih sangat menantang dan tidak mudah. Diperlukan pemantauan secara berkala dan upaya mitigasi dampak ketidakpastian, antara lain melalui deregulasi, pembentukan satgas ketenagakerjaan, serta strategi memitigasi risiko untuk menjaga stabilitas ekonomi, serta melindungi dunia usaha dan menjaga daya beli masyarakat," tandasnya.

x|close