Ntvnews.id, Jakarta - Dampak banjir besar di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) masih dirasakan di sejumlah wilayah. Sejumlah kabupaten dan kota masih lumpuh, namun Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) terus bergerak membantu warga. Dari total 470 SPPG yang beroperasi di provinsi itu, sebanyak 164 menjalankan layanan normal, sementara 105 lainnya beralih menjadi dapur umum.
“Sebanyak 161 SPPG masih berhenti beroperasi karena berbagai kendala, dan 47 belum dapat didata akibat gangguan listrik serta telekomunikasi,” kata Kepala Regional SPPG Badan Gizi Nasional (BGN) NAD, Mustafa Kamal, dalam laporannya dari Banda Aceh, Minggu, 7 Desember 2025.
Meski banyak unit belum bisa beroperasi, 105 SPPG yang kini menjadi dapur umum terus mendistribusikan bantuan makanan bagi warga terdampak. Penerima manfaat yang sebelumnya adalah siswa sekolah kini dialihkan ke masyarakat korban banjir. “Untuk hari ini saja, total porsi yang disalurkan mencapai 563.676 paket makanan,” ujar Mustafa.
Kondisi terparah tercatat di Kabupaten Aceh Tamiang dan Bener Meriah. Di Aceh Tamiang, 30 SPPG yang seharusnya beroperasi belum dapat didata karena listrik dan jaringan telekomunikasi belum pulih. Sementara seluruh 11 SPPG di Bener Meriah terpaksa menghentikan operasional.
Baca Juga: Prabowo Terima Laporan Bahlil: Pasokan Listrik di Aceh Dipastikan Pulih Malam Ini
Gangguan serupa terjadi di beberapa daerah lainnya. Di Aceh Utara, dari 42 SPPG, sebanyak 32 stop operasi, 12 berfungsi sebagai dapur umum, dan hanya satu yang berjalan normal. Di Aceh Tengah, dari 20 SPPG, 12 SPPG berhenti beroperasi, dua menjadi dapur umum, sementara enam masih belum dapat dipantau karena jaringan terputus. Adapun di Aceh Timur, dari 40 SPPG, terdapat 19 yang stop operasi, 11 menjadi dapur umum, dua berjalan normal, dan enam lainnya belum terdata.
Di Kabupaten Bireun, dari 40 SPPG, sebanyak 17 terhenti dan 21 berubah menjadi dapur umum. Dua SPPG yang berhasil kembali beroperasi hari ini dikunjungi langsung oleh Presiden Prabowo Subianto, yaitu SPPG Bireun Kuala Lancok–Yayasan Babul Hida Aceh, dan SPPG Bireun Kota Juang Geulanggang Baro 2–Yayasan Hajjah Khuzaijah Affan Mutiara Anak Bangsa.
Sementara itu, Kabupaten Pidie mencatat 43 SPPG, dengan 11 SPPG belum beroperasi, 24 berjalan normal, dan delapan menjadi dapur umum. Di Kota Langsa, dari 19 SPPG, sebanyak 17 masih berhenti dan dua beralih menjadi dapur umum.
Di Aceh Besar, terdapat 37 SPPG yang beroperasi, dengan rinciannya: sembilan stop operasi, 20 beroperasi normal, dan delapan menjadi dapur umum. Di Aceh Tenggara, dari 28 SPPG, sebanyak 24 layanan berjalan normal dan delapan berfungsi sebagai dapur umum, tanpa ada unit yang berhenti beroperasi.
Di ibu kota provinsi, Kota Banda Aceh, terdapat 27 SPPG aktif. Sebanyak tujuh di antaranya terhenti, 10 berjalan normal, dan 10 lainnya kini difokuskan untuk melayani warga terdampak banjir melalui dapur umum.
(Sumber: Antara)
Dapur BGN beralih fungsi menjadi dapur umum untuk korban banjir Sumatra Utara. (Foto: Istimewa)