Arsip foto - Kendaraan bermotor terjebak kemacetan lalu lintas di Jalan TB Simatupang, Cilandak, Jakarta, Senin, 4 Agustus 2025. ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/tom. (Antara)
Ntvnews.id, Istanbul - Laporan terbaru Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut bahwa Jakarta kini menjadi ibu kota terpadat di dunia, dengan jumlah penduduk mencapai 42 juta orang per, Minggu, 23 November 2025.
Dalam laporan bertajuk Prospek Urbanisasi Dunia 2025 yang dirilis Departemen Ekonomi dan Sosial PBB, disebutkan bahwa urbanisasi global terus meningkat pesat. Saat ini, kota-kota di seluruh dunia menampung sekitar 45 persen dari populasi global yang mencapai 8,2 miliar jiwa.
Sejak tahun 1950, ketika hanya 20 persen dari 2,5 miliar penduduk dunia tinggal di kawasan perkotaan, jumlah populasi kota terus mengalami kenaikan signifikan hingga lebih dari dua kali lipat. PBB memperkirakan bahwa pada 2050, dua pertiga dari pertumbuhan populasi dunia akan terjadi di wilayah perkotaan, sementara sepertiganya berada di kota-kota kecil.
Baca Juga: Angka Depresi di Jakarta Lebih Tinggi dari Rata-Rata Nasional, Kemenkes Imbau Skrining Dini
Jumlah megacity, wilayah urban dengan populasi 10 juta jiwa atau lebih, juga meningkat tajam. Jika pada 1975 hanya ada delapan, maka pada 2025 jumlahnya melonjak menjadi 33, dengan 19 di antaranya berada di Asia.
Baca Juga: Gubernur Pramono Anung Bakal Batasi Lomba Lari di Jakarta, Ini Alasannya!
Dari daftar tersebut, Jakarta menempati posisi pertama sebagai kota paling padat di dunia dengan hampir 42 juta penduduk. Di bawahnya terdapat Dhaka dengan hampir 40 juta penduduk, serta Tokyo yang dihuni 33 juta orang.
Sementara itu, populasi Indonesia sendiri kini mencapai sekitar 286 juta jiwa berdasarkan data terbaru PBB yang dicatat oleh Worldometer. Dengan jumlah tersebut, Indonesia berada di posisi keempat negara berpenduduk terbanyak di dunia.
Pada 2019, pemerintah Indonesia mengumumkan rencana pemindahan ibu kota negara ke kawasan baru bernama Nusantara (IKN), yang masih dalam tahap pembangunan. Proyek senilai 32 miliar dolar AS (sekitar Rp534,2 triliun) itu awalnya dijadwalkan rampung dan diresmikan pada 2024, namun kini ditargetkan berfungsi sebagai “ibu kota politik” pada 2028.
(Sumber: Antara)
Ikuti Whatsapp Channel NTVNEWS.ID
