Curhat PM Jepang Ungkap Hanya Tidur 2-4 Jam Sehari

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 22 Nov 2025, 08:10
thumbnail-author
Deddy Setiawan
Penulis
thumbnail-author
Ramses Manurung
Editor
Bagikan
Arsip foto - Sanae Takaichi saat menjadi Menteri Dalam Negeri Jepang, September 2019. Arsip foto - Sanae Takaichi saat menjadi Menteri Dalam Negeri Jepang, September 2019. (ANTARA)

Ntvnews.id, Tokyo - Perdana Menteri Jepang, Sanae Takaichi, menghadapi gelombang kritik dari masyarakat setelah mengadakan rapat staf pada pukul 03.00 dini hari sebagai bagian dari persiapan sidang parlemen.

Tindakan tersebut dianggap mencerminkan budaya kerja berlebihan atau overwork yang telah lama menjadi perhatian di Jepang, negara yang identik dengan istilah karoshi, yaitu kematian akibat kelelahan bekerja.

Sebagai perdana menteri perempuan pertama di Jepang, Takaichi mengungkap bahwa dirinya hanya tidur dua hingga empat jam setiap malam. Hal itu ia sampaikan dalam rapat komite legislatif pada Kamis, 13 November 2025 pekan lalu ketika mendapat pertanyaan tentang upaya pemerintah mengurangi jam kerja panjang yang masih menjadi persoalan di negara tersebut.

“Saya tidur sekitar dua jam sekarang, paling lama empat jam. Saya merasa itu buruk untuk kulit saya,” ujar Takaichi seperti dikutip dari AFP, Sabtu, 22 November 2025.

Baca Juga: Penyintas Bom Atom Jepang Kecam Rencana PM Takaichi, Kenapa?

Walau pemerintah telah berusaha menekan beban kerja berlebih, tekanan terhadap para pekerja tetap tinggi. Pada kesempatan yang sama, Takaichi menanggapi pertanyaan mengenai rencana pemerintah untuk memperpanjang batas maksimum lembur sebagai bagian dari strategi pertumbuhan ekonomi. Ia menilai bahwa kebutuhan antara pekerja dan perusahaan tidak selalu sama.

“Beberapa orang memilih bekerja dua pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup, sedangkan perusahaan memberlakukan batasan ketat pada lembur." jelasnya.

Arsip - Sanae Takaichi berbicara dalam kampanye pemilihan ketua Partai Demokrat Liberal (LDP) di Tokyo, Jepang (22/9/2025). <b>(ANTARA)</b> Arsip - Sanae Takaichi berbicara dalam kampanye pemilihan ketua Partai Demokrat Liberal (LDP) di Tokyo, Jepang (22/9/2025). (ANTARA)

Ia menekankan bahwa setiap perubahan aturan tetap harus mempertimbangkan perlindungan kesehatan tenaga kerja.

"Memang, jika kita dapat menciptakan situasi ketika orang dapat menyeimbangkan tanggung jawab pengasuhan anak dan keluarga dengan pekerjaan, menikmati waktu luang, dan bersantai, itu akan menjadi hal yang ideal.” tambahnya.

Baca Juga: China Larang Impor Seafood Jepang di Tengah Meningkatnya Ketegangan Diplomatik

Takaichi resmi menjabat sebagai perdana menteri pada Oktober 2025 setelah terpilih menjadi Ketua Partai Demokrat Liberal (LDP). Saat itu, ia sempat menyampaikan komitmen kuat terhadap pekerjaannya, dengan mengatakan, “Saya akan menyingkirkan istilah ‘keseimbangan kerja dan hidup’ untuk diri saya sendiri. Saya akan bekerja, bekerja, bekerja, bekerja, dan bekerja.”

Sejak menjabat, Takaichi menjalani jadwal yang sangat padat, termasuk menghadiri berbagai pertemuan regional dan dialog bilateral dengan para pemimpin dunia seperti Presiden Amerika Serikat Donald Trump, Presiden China Xi Jinping, dan Presiden Korea Selatan Lee Jae-myung.

x|close