DPR Minta Evakuasi Korban Longsor Cilacap-Banjarnegara Dipercepat

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 19 Nov 2025, 08:15
thumbnail-author
Moh. Rizky
Penulis
thumbnail-author
Beno Junianto
Editor
Bagikan
Tim SAR gabungan mengevakuasi jenazah korban bencana tanah longsor yang ditemukan di Worksite B-2, Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Selasa 18 November 2025. ANTARA/HO-Basarnas Cilacap Tim SAR gabungan mengevakuasi jenazah korban bencana tanah longsor yang ditemukan di Worksite B-2, Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Selasa 18 November 2025. ANTARA/HO-Basarnas Cilacap (Antara)

Ntvnews.id, Jakarta - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI meminta pemerintah mempercepat evakuasi korban longsor di Cilacap dan Banjarnegara, Jawa Tengah. Pemerintah juga diharapkan segera merelokasi warga dari zona rawan longsor, demi keselamatan mereka.

DPR turut menyampaikan belasungkawa mendalam atas banyaknya korban jiwa dan warga terdampak. Menurut Wakil Ketua Komisi VIII DPR Singgih Januratmoko, negara wajib hadir secara penuh dalam persoalan ini.

"Segera percepat proses evakuasi dan penanganan darurat. Alat berat, tim SAR, dan logistik harus tersedia sepenuhnya di lokasi," ujar Singgih, Rabu, 19 November 2025.

Menurutnya, penanganan bencana tidak boleh berhenti pada tahap darurat. Dalam sepuluh tahun terakhir, kedua daerah tersebut tercatat sebagai wilayah dengan risiko longsor tinggi. Atas itu, Singgih mendorong langkah mitigasi jangka panjang.

Tim SAR gabungan berupaya mengevakuasi jenazah Yuni yang ditemukan tertimbun material longsoran di Worksite B-1 lokasi bencana tanah longsor, Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Jumat, 14 November 2025. ANTARA/HO-Basa <b>(Antara)</b> Tim SAR gabungan berupaya mengevakuasi jenazah Yuni yang ditemukan tertimbun material longsoran di Worksite B-1 lokasi bencana tanah longsor, Desa Cibeunying, Kecamatan Majenang, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, Jumat, 14 November 2025. ANTARA/HO-Basa (Antara)

"Kita butuh mitigasi yang berkelanjutan, bukan hanya reaktif setelah bencana terjadi," ucapnya.

Ia meminta pemerintah daerah bersama BNPB melakukan pemetaan wilayah rawan, memperkuat struktur tanah labil, dan membangun sistem peringatan dini. Singgih memandang, investasi mitigasi harus diperbesar agar bencana serupa tidak berulang.

Singgih menilai perlunya relokasi penduduk di zona merah longsor. Relokasi menurutnya memang sulit, namun menjadi pilihan realistis untuk melindungi nyawa.

"Jika permukiman berada di kawasan sangat rawan longsor, relokasi harus dipertimbangkan secara serius," kata dia.

Di samping itu, Singgih menilai edukasi warga harus diperkuat. Masyarakat perlu dilatih mengenali tanda-tanda pergerakan tanah dan memahami jalur evakuasi. Ia juga mendorong pemerintah mengalokasikan anggaran memadai untuk mitigasi, termasuk penanaman pohon dan stabilisasi lereng.

Ia berharap para korban yang masih hilang segera ditemukan dan keluarga terdampak mendapat bantuan cepat. Singgih memastikan Komisi VIII DPR mendorong kebijakan mitigasi jangka panjang.

Sebelumnya, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari menjelaskan, pencarian korban longsor di Cilacap masih menyisakan lima orang hilang. Sementara di Banjarnegara, pencarian 26 warga hilang masih terkendala gerakan tanah yang belum stabil.

x|close