Ntvnews.id, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa pembahasan mengenai pengurangan tarif antara Indonesia dan Amerika Serikat (AS) saat ini sudah berada pada fase akhir.
Pemerintah menargetkan agar proses perundingan guna membebaskan tarif bagi sejumlah komoditas unggulan Indonesia dapat diselesaikan sebelum tahun berakhir.
"Hampir semua teks sudah kita bahas, kita juga sudah kirim ke Amerika, tinggal finalisasi legal drafting-nya di kedua sisi," ujar Airlangga saat menghadiri 13th US-Indonesia Investment Summit di Jakarta, Senin.
Airlangga menambahkan bahwa tidak terdapat keberatan dari negara lain terhadap rencana pemberian perlakuan tarif khusus tersebut, termasuk dari Inggris. Ia menilai respons dari negara mitra sejauh ini tetap positif.
"Tidak ada protes, saya sudah bicara (dengan Inggris). Tapi tentu kalau kita memberikan fasilitas ke satu negara, negara lain juga kepingin, itu normal saja," katanya.
Menurut Airlangga, Indonesia pun tetap memiliki sejumlah perjanjian kerja sama perdagangan lain yang sedang berjalan maupun dalam proses, seperti berbagai skema Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA) dengan Uni Eropa, Kanada, hingga China. Dengan banyaknya jalur kerja sama tersebut, dinamika hubungan dagang dipandang dapat disesuaikan dan tetap kondusif tanpa menciptakan konflik kepentingan.
Baca Juga: Perang Tarif AS-China Memanas, Menkeu Purbaya: Biar Saja Mereka Berantem, Kita Untung
Dalam pembahasan dengan AS, beberapa komoditas Indonesia yang tidak diproduksi secara domestik oleh AS direncanakan akan memperoleh tarif 0 persen. Komoditas itu mencakup minyak sawit mentah (CPO), karet, teh, kopi, dan berbagai produk turunan karet. Adapun komoditas tekstil dan alas kaki masih dalam proses negosiasi lanjutan. Sebelumnya diberitakan bahwa AS menyetujui penurunan tarif sejumlah komoditas dari potensi maksimal 32 persen menjadi 19 persen.
Sebagai bagian dari keseluruhan kesepakatan, Indonesia juga menyatakan kesiapan untuk meningkatkan volume impor dari AS demi menjaga keseimbangan neraca dagang kedua negara. Pemerintah menargetkan impor energi dari AS hingga 15 miliar dolar AS serta impor produk pertanian sekitar 4,5 miliar dolar AS. Di bidang investasi, terdapat rencana pembangunan fasilitas blue ammonia senilai 10 miliar dolar AS di AS, beserta tambahan investasi untuk berbagai proyek strategis di Indonesia. Dengan paket perdagangan dan investasi yang cukup besar tersebut, Airlangga memproyeksikan neraca dagang Indonesia dan AS akan berada pada posisi yang lebih seimbang.
(Sumber : Antara)
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam konferensi pers 13th US-Indonesia Investment Summit di Jakarta, Senin 17 November 2025 (ANTARA/Bayu Saputra) (Antara)