Kepala BPOM Bertemu Pengusaha Malaysia-China, Janji Investasi Rp15 T

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 16 Nov 2025, 19:35
thumbnail-author
Moh. Rizky
Penulis
thumbnail-author
Siti Ruqoyah
Editor
Bagikan
Pertemuan Kepala BPOM Taruna Ikrar dengan delegasi pengusaha Malaysia dan China. Pertemuan Kepala BPOM Taruna Ikrar dengan delegasi pengusaha Malaysia dan China. (Dok. )

Ntvnews.id, Jakarta - Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menggelar Gebyar Academia Business and Government Collaboration (ABG) sejak Sabtu, 16 November 2025. Acara itu diselenggarakan, sebagai refleksi satu tahun Asta Cita pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.

Pada puncak Gebyar ABG, Kepala BPOM Taruna Ikrar menerima kunjungan pengusaha Malaysia dan China di kantornya, Jakarta, Minggu 16 November 2025.

Kedatangan delegasi pengusaha obat, makanan dan pangan olahan itu, guna menjajaki investasi di Tanah Air. Pertemuan ini di sela-sela acara Business Matching dan Networking BPOM, yang merupakan rangkaian kegiatan Gebyar ABG.

"Hasil diskusi tadi nilainya estimasi Rp10 hingga 15 triliun jika terealisasi," ujar Taruna setelah pertemuan.

Adapun delegasi itu terdiri dari 10 pengusaha Malaysia dan 5 dari China, yang dipimpin Yang Mulia Tengku Dato' Dr. Hishammuddin Zaizi bin Y.A.M Tengku Bendahara Azman Shah Alhaj. Dr. Hishamuddin ialah tokoh di Selangor, Malaysia yang aktif dalam berbagai bidang, termasuk kepemimpinan korporat, filantropi, serta pengembangan masyarakat.

Hishammuddin saat ini menjabat Presiden Dewan Direksi di Kruniverse Sdn Bhd dan juga berperan dalam membantu mengembangkan merek-merek Malaysia secara global melalui organisasinya. Di samping itu, ia juga terlibat dalam inisiatif sosial, seperti menjadi bagian dari organisasi yang mendukung tujuan amal.

Dalam pertemuan, Taruna Ikrar didampingi Staf Khusus BPOM RI dr Wachyudi Muchsin dan sejumlah pejabat BPOM. Satu demi satu delegasi memamerkan produknya yang telah beredar secara global maupun produk yang akan diproduksi secara massal, usai investasi di Indonesia. Kepala BPOM pun berkomitmen membantu perizinan mereka di Tanah Air.

"Kegiatan ini (Gebyar ABG) mempertemukan peserta dari berbagai negara dan perguruan tinggi nasional untuk menjajaki ide, riset, dan peluang bisnis yang dapat mendorong daya saing nasional," tutur Taruna.

Selain itu, Gebyar ABG juga bertujuan membuka ruang kolaborasi antara BPOM, pelaku usaha, dan perguruan tinggi, sehingga memperkuat daya saing bangsa.

Sementara, Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta, Harun Joko Prayitno, mengaku sangat mengapresiasi acara Gebyar ABG.

Acara yang digelar di halaman kantor BPOM itu, kata Harun dihadiri secara langsung oleh 20 rektor perwakilan perguruan tinggi di Indonesia.

Dari Makassar, hadir delegasi Rektor Universitas Hasanuddin dan Dekan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Alauddin Makassar, Dr. dr. Dewi Setiawati, Sp.OG., M.Kes mewakil Rektor UIN Alauddin.

Mr Dmytro Baskakov, perwakilan perusahaan Global Age Management Alliance Amerika Serikat, mewakili unsur pelaku usaha ikut meneken kerja sama dengan delegasi lintas kampus di Indonesia di Gedung Merah Putih BPOM RI.

Acara Gebyar ABG dibuka secara daring oleh Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka. Gibran mengapresiasi inisiatif dan program BPOM tersebut.

Lebih lanjut, BPOM di bawah Taruna Ikrar, telah mempercepat proses registrasi obat inovatif melalui mekanisme reliance, yaitu pengakuan hasil evaluasi dari otoritas negara rujukan.

Melalui sistem ini, evaluasi yang semula memakan waktu 300 hari kini dapat dipangkas menjadi 120 hari, bahkan tengah diupayakan 90 hari. Salah satu contoh nyata adalah izin edar obat fezolinetant yang selesai hanya dalam 54 hari kerja.

BPOM juga mendorong penggunaan bahan baku lokal, khususnya garam farmasi, melalui program BPОМ Bergerak FAST (Fix Aman, Standar Terjaga).

Program tersebut menargetkan kemandirian pasokan garam farmasi dalam negeri, dengan kebutuhan nasional mencapai 7.700 ton per tahun. Sejumlah industri garam lokal yang telah memenuhi standar Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) kini siap memasok kebutuhan farmasi dan pangan nasional, sehingga mereduksi ketergantungan impor.

Kemudian, Taruna Ikrar turut menyetujui registrasi ulang 915 obat generik untuk mendukung program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Pihaknya pun konsisten mendorong pengembangan obat berbasis bahan alam menjadi fitofarmaka agar menjadi produk yang lebih terstandardisasi dan berdaya saing tinggi.

Taruna juga menempatkan transformasi pelayanan publik sebagai prioritas. BPOM meluncurkan layanan jemput bola, salah satunya melalui program Proaksi Berpadu, yang telah mendampingi hampir 5.000 pelaku usaha dan peneliti, serta menghasilkan lebih dari 28.000 nomor izin edar.

Secara keseluruhan, sejak Agustus 2024, BPOM telah menerbitkan 204.430 izin edar, meliputi 5.070 produk obat, 4.669 obat tradisional, 1.274 suplemen kesehatan, 378 obat kuasi, 127.144 kosmetik, dan 65.895 pangan olahan.

Percepatan layanan juga diterapkan dalam uji praklinik/klinik. Per Februari 2025, BPOM telah menyelesaikan evaluasi 130 protokol uji praklinik/klinik OBA, dengan dukungan regulasi yang lebih sederhana, pendampingan penyusunan protokol, dan peningkatan kompetensi peneliti.

Berbagai upaya yang dilakukan BPOM bukan cuma memberi kemudahan bagi pelaku usaha, tetapi juga mempercepat hadirnya produk-produk aman dan bermutu ke tangan masyarakat.

"Regulasi tidak boleh menjadi penghambat, tetapi harus menjadi jembatan agar rakyat segera menikmati produk yang sehat, aman, dan berkualitas," kata Taruna Ikrar.

Di samping percepatan layanan, pengawasan dan penindakan terhadap produk ilegal turut diperkuat. BPOM telah mengembangkan pemetaan data kerawanan kejahatan obat dan makanan, serta meningkatkan patroli siber guna memberantas peredaran produk berbahaya di platform digital.

x|close