Profil Soeharto, Presiden ke-2 RI yang Ditetapkan Sebagai Pahlawan Nasional

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 10 Nov 2025, 12:09
thumbnail-author
Dedi
Penulis & Editor
Bagikan
Presiden kedua RI Soeharto/ist Presiden kedua RI Soeharto/ist

Ntvnews.id, Jakarta - Presiden ke-2 Republik Indonesia, Soeharto, resmi ditetapkan sebagai pahlawan nasional. Menteri Sekretaris Negara, Prasetyo Hadi, mengumumkan bahwa Soeharto termasuk dalam daftar sepuluh tokoh yang diumumkan Prabowo pada Senin, 10 November 2025.

Prasetyo menjelaskan bahwa kurang lebih ada 10 nama yang akan dianugerahi. Hal ini diucapkan saat rapat finalisasi yang digelar di kediaman Presiden Prabowo di Kertanegara, Jakarta Selatan, Minggu, 9 november 2025.

Dalam rapat terbatas tersebut turut hadir Menteri Kebudayaan sekaligus Ketua Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan (GTK), Fadli Zon. Finalisasi penetapan pahlawan nasional ini melibatkan masukan dari pimpinan MPR, DPR, DAN serta pertimbangan dari sejumlah tokoh.

Sebelumnya, wacana pemberian gelar pahlawan nasional kepada Soeharto sempat menimbulkan penolakan dari beberapa pihak yang menyoroti rekam jejaknya selama 32 tahun memerintah Indonesia.

Latar Belakang dan Masa Kecil

Soeharto lahir pada 8 Juni 1921 di Kemusuk, Argomulyo, Godean, Yogyakarta, dalam keluarga sederhana. Ayahnya, Kertosudiro, bekerja sebagai petani sekaligus pembantu lurah untuk mengairi sawah desa.

Setelah perceraian orangtuanya, Soeharto dirawat oleh seorang dukun bayi bernama Mbah Kromodiryo sejak usia empat tahun. Pendidikan formal Soeharto dimulai di Sekolah Rakyat (SR) di Puluhan, Pedes, dan Tiwir (1929–1931).

Baca Juga: Soeharto Pahlawan Dikritik, Bambang Trihatmodjo: Bapak Mengabdi Sepanjang Hidup untuk Negara

Ia kemudian melanjutkan pendidikan di Schakel School di Wonogiri dan Schakel Muhammadiyah di Yogyakarta hingga tahun 1939. Setelah menyelesaikan pendidikan pada 1940, Soeharto sempat bekerja sebagai pembantu klerk di Volks Bonk, bank desa di Wuryantoro.

Namun, pekerjaan di bank desa tidak bertahan lama. Soeharto memutuskan mengikuti ujian masuk Kopral Koninkelijik Nederlandsch, Indische Leger (KNIL), tentara kerajaan Belanda. Hasilnya, ia diterima dengan predikat nilai terbaik. Perjalanan karier militernya pun dimulai ketika ia mengikuti pendidikan di Sekolah Kadet Gombong pada 1941 untuk memperoleh pangkat sersan.

Soeharto awalnya ditugaskan ke Bandung, namun masa dinasnya terhenti setelah Belanda menyerah kepada Jepang. Saat Jepang menguasai Indonesia, Soeharto bergabung dengan Keibuho (kepolisian Jepang) dan kemudian Tentara Pembela Tanah Air (PETA).

Saat itu, ia memegang pangkat shodanco atau komandan peleton. Ia bertugas di Wates dan Glagah, Pantai Selatan Yogyakarta, sebelum dipromosikan menjadi chudanco (komandan kompi).

Baca Juga: Keluarga Cendana Akan Ziarah ke Makam Soeharto Usai Dianugerahi Gelar Pahlawan Nasional

Setelah Proklamasi Kemerdekaan 1945, Soeharto menjadi Komandan Batalyon X di bawah Tentara Keamanan Rakyat (TKR) dan kemudian memimpin Brigade X (Brigade Mataram) pada 1948 dengan pangkat Letnan Kolonel, bertanggung jawab atas wilayah Yogyakarta. Karier militernya terus menanjak dengan posisi strategis berikut:

  • Panglima Komando Mandala (1961)
  • Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (1962)
  • Menteri/Panglima Angkatan Darat (1965)
  • Panglima Operasi Pemulihan Keamanan dan Ketertiban (1965)

Pada 12 Maret 1967, MPRS menunjuk Soeharto sebagai Pejabat Presiden, dan ia resmi dilantik menjadi Presiden pada 27 Maret 1968, menandai awal rezim Orde Baru.

Masa pemerintahan Soeharto tidak lepas dari berbagai kontroversi, terutama terkait pelanggaran hak asasi manusia. Beberapa peristiwa yang mencatatkan korban jiwa antara lain Penembakan Misterius (Petrus) pada 1981–1985, Peristiwa Tanjung Priok (1984–1987).

Kemudian ada pula peristiwa Talangsari (1989), dan peristiwa 27 Juli 1996. Selain itu, kerusuhan Trisakti dan 13–15 Mei 1998 juga menimbulkan kekerasan, perkosaan massal, dan penculikan aktivis, yang menjadi bagian dari catatan kelam di era Orde Baru.

x|close