Ntvnews.id, Jakarta - Sebanyak lima rumah di RT 08/RW 05 Kelurahan Makasar, Jakarta Timur, mengalami retak dan ambruk akibat pergeseran tanah di sekitar saluran air tua yang sudah berusia lebih dari empat dekade.
Ketua RT 08/05 Makasar, Zulkifli, menjelaskan bahwa peristiwa tersebut berawal pada Jumat, 31 Oktober 2025 malam, ketika warga melaporkan adanya pergeseran pagar di dekat jalur saluran air lama. Menyadari potensi bahaya, pengurus RT segera meneruskan laporan tersebut ke RW dan pihak kelurahan.
"Awalnya malam Jumat ada laporan dari warga soal pergeseran pagar. Itu langsung kita laporkan ke kelurahan melalui RW juga," kata Zulkifli, Selasa, 4 November 2025.
Dari lima rumah terdampak, tiga mengalami kerusakan berat karena lokasinya berada tepat di tepi saluran air, sementara dua lainnya retak pada bagian dinding dan lantai. Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.
Baca Juga: BPBD: Pergeseran Tanah Merusak Ratusan Rumah di Cianjur
Menindaklanjuti laporan warga, petugas kelurahan bersama instansi terkait melakukan survei lapangan pada Sabtu, 2 November 2025. Hasil pemeriksaan menyarankan agar warga membongkar pagar secara mandiri untuk mengurangi beban di atas tanah yang mulai labil. Namun saat proses pembongkaran dilakukan, tanah justru bergeser lebih luas dan menyebabkan dinding pembatas ikut tertarik hingga menimbulkan longsoran kecil yang mengenai beberapa rumah di sekitarnya.
"Setelah pembongkaran pagar mandiri, di luar dugaan karena satu bidang tapi beda tembok, akhirnya ketarik, terjadinya kayak gini," ujar Zulkifli.
Ia menjelaskan, penyebab utama pergerakan tanah tersebut adalah abrasi di saluran air yang dibangun sekitar tahun 1980-an. Dahulu, saluran ini berfungsi sebagai bak kendali air, namun kini sebagian tertutup aspal sehingga aliran air tidak lagi lancar.
"Saluran ini sudah tua, aktif dari sekitar 1980. Dulu sempat dinormalisasi waktu RT lama, tapi kurang paham kenapa sekarang malah tertutup aspal. Awalnya itu bak kontrol, sekarang sudah tidak kelihatan," katanya.
Menurutnya, abrasi terjadi secara bertahap. Karena itu, warga telah diimbau untuk berhati-hati dan mengurangi beban di atas saluran sebelum normalisasi dilakukan.
Baca Juga: Bangunan SMKN 1 Gunung Putri Ambruk Diterjang Hujan Deras, 44 Siswa Terluka
"Abrasinya itu bertahap, makanya kita sudah wanti-wanti warga. Pembongkaran pagar juga untuk mengurangi beban sebelum ada normalisasi," tambahnya.
Longsor pertama terjadi pada sore hari saat warga tengah membongkar pagar. Meskipun tidak turun hujan, tanah rapuh di bawah pagar dan pondasi rumah amblas karena tidak mampu menahan tekanan.
"Tidak bareng longsornya, tapi bertahap. Waktu itu jam tiga pagi, tidak hujan, cuma lagi bongkar pagar buat mengurangi beban," ujar Zulkifli.
Kini, beberapa halaman rumah warga tampak berlubang akibat pondasi jebol, sementara sebagian tembok rumah disangga tiang besi agar tidak roboh lebih parah. Badan jalan di sekitar lokasi pun ikut amblas akibat terkikis air dari selokan.
Sejumlah petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) Kelurahan Makasar telah dikerahkan untuk membersihkan material ambruk dan membantu warga menstabilkan area terdampak.
(Sumber: Antara)
Kondisi rumah warga di RT 08/RW 05, Kelurahan Makasar, Jakarta Timur, yang retak dan ambruk akibat pergeseran tanah di sekitar saluran air yang sudah berusia puluhan tahun, Selasa, 4 November 2025. (ANTARA/Siti Nurhaliza) (Antara)