Ntvnews.id, Jakarta - Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi/Wakil Kepala BKPM Todotua Pasaribu melakukan kunjungan kerja ke Palembang dalam rangka penandatanganan nota kesepahaman dan serah terima lahan pembangunan Pelabuhan Palembang Baru.
Kegiatan tersebut berlangsung di Palembang, Sumatera Selatan, pada Jumat, 31 Oktober 2025. Pelabuhan yang berlokasi di Tanjung Carat, Kabupaten Banyuasin, ini merupakan bagian dari Proyek Strategis Nasional (PSN) dengan total luas lahan mencapai 59,95 hektare.
Proyek tersebut dijadwalkan mulai dibangun pada awal tahun 2026 dan diharapkan menjadi infrastruktur penting dalam memperkuat sistem logistik nasional sekaligus mendorong percepatan hilirisasi di wilayah Sumatera Selatan.
Dalam keterangannya, Todotua menjelaskan bahwa pembangunan Pelabuhan Tanjung Carat tidak hanya berfungsi sebagai sarana transportasi dan ekspor, tetapi juga menjadi bagian dari transformasi ekonomi Sumatera Selatan.
Baca Juga: Wamen Todotua Pasaribu Dorong Implementasi KLIK untuk Percepat Hilirisasi dan Investasi
“Jadi berbicara mengenai pelabuhan Tanjung Carat, memang ini pelabuhan yang benar-benar dibukukan. Saya pikir bukan cuma terhadap Sumatera Selatan, tetapi konsolidasi Sumbagsel di sini,” ujar Todotua.
Ia menambahkan, kawasan pelabuhan tersebut akan dikembangkan menjadi kawasan ekonomi khusus (KEK) hilirisasi pertama di Indonesia.
“Dan kebetulan karena memang kementerian kami ini sekarang namanya Kementerian Investasi dan Hilirisasi. Jadi nanti area ini kita akan bentuk menjadi kawasan ekonomi khusus hilirisasi pertama di Indonesia untuk Sumbagsel. Sumatera Selatan ini butuh pengeluaran logistik yang luar biasa,” jelasnya.
Todotua menegaskan pentingnya percepatan pembangunan Pelabuhan Tanjung Carat untuk mendukung peningkatan nilai tambah sumber daya alam di Sumatera Selatan.
 
 Todotua Pasaribu (Instagram) 
“Jadi memang kita sudah melihat bahwa sangat penting untuk bisa kita segerakan pembangunan pelabuhan Tanjung Carat. Karena dengan itu, maka akan menaikkan value daripada konsolidasi operasi komoditi atau sumber daya alam yang ada di Sumatera Selatan,” katanya.
Ia menjelaskan, ada dua tujuan utama pembangunan pelabuhan ini. Pertama, mereformasi biaya logistik di Sumatera Selatan agar lebih efisien. Kedua, menjadikan kawasan tersebut sebagai pusat hilirisasi komoditas unggulan daerah.
“Pertama itu adalah merekonstruksi cost of logistik Sumatera Selatan. Karena kita ketahui bersama bahwa Sumatera Selatan ini semua kekayaan alam ada di sini. Seperti batu bara, minyak bumi, gas alam, karet, sawit, kopi, dan lain-lain. Komoditinya semua di sini hampir lengkap,” papar Todotua.
Baca Juga: Wamen Investasi Todotua Pasaribu Tegaskan Hilirisasi Harus Seimbang dengan Kelestarian Lingkungan
“Strategik pelabuhan ini memang kita pikirkan juga untuk mengarah kepada nanti menjadi selain pelabuhan, nanti di situ ada kawasan hilirisasi. Seperti kita ketahui bersama bahwa memang strategi hilirisasi ini adalah strategi yang didorong oleh pemerintah untuk mempercepat angka serapan daripada investasi itu sendiri,” ujarnya.
Ia menambahkan, Kementerian Investasi dan Hilirisasi telah berkoordinasi dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian untuk mendorong penetapan kawasan tersebut sebagai kawasan ekonomi khusus hilirisasi.
“Kita sudah komunikasikan juga sebelumnya dengan Kementerian Perekonomian yang punya polusi bahwa ini kita dorong nanti untuk menjadi kawasan hilirisasi,” ungkapnya.
“Mudah-mudahan ini menjadi kawasan hilirisasi pertama karena baru di pemerintahan ini yang namanya nomenklatur hilirisasi itu ditempatkan dalam kementerian. Di Kementerian kami, Kementerian Investasi dan Hilirisasi, dan sudah kita masukkan dalam agenda kita untuk kita dorong menjadi kawasan ekonomi khusus hilirisasi,” tutupnya.
            
 Todotua Pasaribu (Instagram)