Ntvnews.id, Rio de Janeiro - Sedikitnya 64 orang tewas dalam operasi besar-besaran aparat keamanan Brasil terhadap geng Red Command di wilayah utara Rio de Janeiro. Aksi ini disebut sebagai penggerebekan terbesar dan paling mematikan dalam sejarah negara bagian tersebut.
Gubernur Rio de Janeiro, Cláudio Castro, menyampaikan bahwa empat petugas polisi termasuk di antara korban tewas dalam operasi yang diberi nama Operation Containment, yang berlangsung di distrik Alemão dan Penha. Selain itu, lebih dari 80 orang telah ditangkap.
Bentrokan sengit terjadi ketika sekitar 2.500 personel keamanan mulai bergerak pada Selasa pagi. Pihak berwenang mengatakan bahwa kelompok Red Command (Comando Vermelho) melawan dengan tembakan, barikade yang dibakar, serta serangan bom dari drone.
Kantor Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan keprihatinan mendalam atas operasi tersebut, dengan mengatakan pihaknya “horrified” (terkejut dan ngeri) terhadap tindakan itu, serta menyerukan adanya “prompt and effective investigations” atau penyelidikan yang cepat dan efektif.
Wilayah favela di sekitar bandara Rio dikenal sebagai markas utama salah satu kelompok kejahatan terorganisir paling berpengaruh di Brasil. Pejabat negara bagian menuturkan bahwa sedikitnya 50 korban tewas telah “indicated by police as suspected of being criminals”, atau diidentifikasi polisi sebagai tersangka pelaku kejahatan.
Baca Juga: Prabowo Hadiri KTT BRICS 2025 di Rio de Janeiro
Puluhan orang dilaporkan luka-luka, termasuk warga sipil yang terjebak dalam baku tembak. Penduduk setempat menggambarkan kawasan perbukitan itu, yang menjadi rumah bagi sekitar 300.000 orang, telah berubah menjadi “zona perang” sejak operasi dimulai. Jalan-jalan utama di wilayah tersebut hingga kini masih ditutup sepenuhnya.
Kelompok Red Command diketahui terus memperluas wilayah kekuasaannya di negara bagian Rio, termasuk memperbesar jalur perdagangan narkotika serta menguasai favela di kawasan perbukitan. Polisi Rio menyebut mereka telah menyita lebih dari 200 kilogram (441 pon) narkoba, serta puluhan senjata api selama operasi berlangsung.
Aksi gabungan antara polisi sipil dan militer ini merupakan hasil dari penyelidikan selama satu tahun terakhir. Banyak dari tersangka yang diburu diyakini merupakan anggota faksi dari negara bagian Pará yang kini bersembunyi di Rio de Janeiro.
Operasi berskala besar seperti ini memang kerap terjadi di Brasil, terutama menjelang ajang internasional besar. Tahun ini, perhatian dunia kembali tertuju ke Brasil karena KTT Iklim PBB (COP30) akan berlangsung di kota Belem, wilayah utara negara tersebut, pada bulan November mendatang.
(Sumber : BBC)
Warga setempat menyamakan daerah itu dengan zona perang setelah operasi tersebut. (BBC)