Sidak Pabrik Aqua Subang, KDM Temukan Mobil Bermuatan Berlebih yang Ancaman Lingkungan

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 22 Okt 2025, 12:25
thumbnail-author
Dedi
Penulis & Editor
Bagikan
Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. (Foto: Antara/Istimewa) Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi. (Foto: Antara/Istimewa)

Ntvnews.id, Jakarta - Sidak Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi ke pabrik Aqua di Subang mengungkap sejumlah temuan penting terkait operasional distribusi perusahaan air mineral tersebut. Salah satunya, penggunaan kendaraan besar yang melebihi kapasitas jalan provinsi, berpotensi merusak infrastruktur dan lingkungan sekitar.

Dalam kunjungan tersebut, Dedi langsung meninjau area pengambilan air dan jalur distribusi. Ia mempertanyakan standar kendaraan yang digunakan perusahaan.

“Standarisasi kendaraan yang digunakan perusahaan ini lemah. Mobil besar yang naik ke atas, selain untuk industri, sebenarnya untuk angkut air mineral Aqua,” kata Dedi.

Baca Juga: Dikira dari Pegunungan, Dedi Mulyadi Temukan Sumber Air Aqua Berasal dari Sumur Bor

Menurut Dedi, jalan provinsi yang semula dibangun untuk kepentingan umum kini terbebani oleh angkutan besar perusahaan. Ia menyoroti insiden kecelakaan truk pengangkut air yang sebelumnya menewaskan tiga orang sebagai bukti lemahnya pengawasan.

“Jalan yang bagus dibangun provinsi setiap tahun, tapi digunakan mobil besar berlebihan. Ini jelas merugikan masyarakat,” ujar gubernur.

Pihak Aqua menjelaskan bahwa kendaraan digunakan untuk mengangkut produk dari pabrik ke distributor, namun tidak membantah adanya beberapa kendaraan berukuran besar. Gubernur menegaskan agar perusahaan menyesuaikan kapasitas kendaraan dengan kondisi jalan.

Baca Juga: KDM Soroti Risiko Longsor dan Banjir Akibat Penyedotan Air Tanah di Pabrik Air Minum

“Perusahaan harus menyesuaikan dengan ketentuan. Mobilnya tidak boleh terlalu besar karena badan jalan kecil, bobotnya berat, bisa merusak jalan dan lingkungan,” tegas Dedi.

Selain itu, sidak juga menyoroti sumber air pabrik yang selama ini dikenal sebagai “air pegunungan”. Ternyata, air yang digunakan berasal dari sumur bor dalam. Meskipun pengambilan air ini legal, gubernur menekankan pentingnya pengawasan agar tidak merusak lingkungan sekitar.

Dedi menegaskan bahwa bumi, air, dan sumber daya alam adalah milik negara dan harus dikelola dengan tanggung jawab.

“Jangan sampai air yang dari sini diangkut dan dijual mahal, sementara masyarakat sekitar kekurangan air bersih,” ujarnya.

x|close