Prabowo: Kemiskinan dan Pengangguran di Indonesia Capai Titik Terendah Sepanjang Sejarah

NTVNews - Berita Hari Ini, Terbaru dan Viral - 20 Okt 2025, 18:41
thumbnail-author
Muhammad Fikri
Penulis
thumbnail-author
Tasya Paramitha
Editor
Bagikan
Presiden Prabowo Subianto memimpin Sidang Kabinet Paripurna dalam rangka satu tahun pemerintahan di Istana Negara Jakarta, Senin (20/10/2025). Presiden Prabowo Subianto memimpin Sidang Kabinet Paripurna dalam rangka satu tahun pemerintahan di Istana Negara Jakarta, Senin (20/10/2025). (ANTARA)

Ntvnews.id, Jakarta - Presiden RI Prabowo Subianto menyampaikan bahwa tingkat kemiskinan nasional turun ke 8,47 persen dan pengangguran terbuka ke 4,67 persen, yang disebut sebagai capaian terendah dalam sejarah Indonesia sejak krisis ekonomi 1998. 

Presiden RI Prabowo Subianto menyampaikan bahwa angka kemiskinan nasional menurun ke level 8,47 persen, yang disebut sebagai capaian terendah sepanjang sejarah Republik Indonesia.

Selain itu, penurunan juga terjadi pada tingkat pengangguran terbuka yang kini berada di kisaran 4,67 persen, angka terendah sejak krisis ekonomi 1998.

Baca Juga: Prabowo Puji Teknik Pengendalian Inflasi yang Dirintis Jokowi

“Kita bersyukur juga angka kemiskinan turun ke 8,47 persen. Ini saya diberitahu catatan oleh para pakar ini angka terendah sepanjang sejarah RI. Kita bersyukur dan terima kasih walaupun kita tidak boleh puas. Tingkat pengangguran terbuka juga turun ke angka 4,67 persen ini adalah terendah sejak krisis 1998,” kata Prabowo pada pidato pengantar Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, Senin, 20 Oktober 2025.

Meski mencatat hasil positif, Prabowo mengatakan angka tersebut tetap menjadi perhatian karena masih merepresentasikan jutaan warga yang membutuhkan pekerjaan.

Presiden menekankan bahwa pemerintah terus bekerja keras untuk memperluas lapangan kerja dan menjaga daya serap tenaga kerja di tengah perubahan dunia yang cepat.

“Kita paham bahwa tingkat pengangguran ini sangat meresahkan bagi mereka yang sangat butuh pekerjaan, kita paham karena itu kita bekerja keras. Tetapi ini masalah dunia, apalagi dengan perkembangan teknologi yang demikian pesat terjadi disrupsi dalam produksi dan industri,” ujar Prabowo.

Baca Juga: Ukraina dan Rusia Saling Serang Fasilitas Energi, Gas dan Tambang Jadi Sasaran

Kepala Negara juga menyinggung mengenai tantangan ketenagakerjaan ke depan yang tidak hanya bersumber dari kondisi ekonomi, tetapi juga dari dampak perkembangan teknologi.

Perkembangan kecerdasan buatan (AI) dan robotik disebut telah menyebabkan disrupsi besar yang mengubah kebutuhan tenaga kerja secara signifikan.

Presiden mencontohkan perubahan tersebut pada industri otomotif di Jerman, di mana pabrik yang sebelumnya mempekerjakan ribuan orang kini sebagian besar digantikan oleh sistem robotik.

“Munculnya AI, ini membuat sekarang faktor riset, faktor penelitian lebih cepat luar biasa. Dan mungkin tidak membutuhkan lebih banyak pekerjaan di bidang itu. Munculnya robotik harus kita catat, di Jerman pabrik Volkswagen yang 5.000–6.000 pekerja sekarang hanya 30 orang, sisanya robot. Ini harus kita kerjakan,” kata Prabowo.

Baca Juga: Kata Purbaya Saat Ditanya Fund Manager Soal Rencana PPN Turun

(Sumber: Antara)

 
 
 
x|close